Kelompok Orang yang Paling Rentan Tertular COVID-19

Ada kelompok orang yang paling rentan tertular COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Mar 2020, 09:00 WIB
Petugas medis merawat seorang pasien yang terinfeksi virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, Minggu (1/3/2020). Sejauh ini, Iran mencatat ada 1.501 kasus virus corona dengan 66 korban meninggal. (Koosha Mahshid Falahi/Mizan News Agency via AP)

Liputan6.com, Jakarta Ada kelompok orang yang paling rentan tertular virus corona (COVID-19). Kelompok orang tersebut masuk dalam tiga kategori. 

Pertama, kelompok orang yang kontak dekat (closed contact). Menurut pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, yang termasuk kontak dekat adalah orang yang tinggal berpasangan atau satu rumah.

"Closed contact itu orang yang tinggalnya pasangan, pasangan dari kasus (COVID-19) yang konfirmasi. Atau orang yang tinggal satu rumah dengan yang suspek atau punya gejala COVID-19," jelas Syahrizal saat konferensi pers di Gedung Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Komplek Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Tenaga medis yang menangani pasien suspek dan positif COVID-19 juga termasuk kontak dekat. Mereka langsung bersentuhan dengan pasien.

"Untuk tenaga medis itu kontak erat. Mereka kan berkali-kali memeriksa pasien. Mengukur tensi, suhu tubuh, dan sebagainya. Ada kontak bersentuhan," lanjut Syahrizal.  

 


Kontak Sosial dan Area

Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenakan pakaian pelindung khusus saat menangani pasien yang diduga terinfeksi Corona di Gedung Mawar RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kedua, kelompok orang yang masuk kontak sosial. Kontak sosial artinya, orang-orang yang berada dalam satu kelompok sosial. Seperti halnya kasus dua pasien asal Depok, Jawa Barat yang positif virus corona. 

"Orang-orang yang berada pada satu klub dansa tersebut harusnya diperiksa dan dipantau juga. Perlu ditelusuri, apakah orang-orang di klub dansa mengalami gejala COVID-19 yang mirip flu, demam dan sesak napas," Syahrizal menerangkan.

Syahrizal pun mencontohkan, kasus orang yang terinfeksi COVID-19 di Korea Selatan.  

"Satu orang yang terinfeksi corona, lantas bisa menularkan pada seluruh anggota di komunitas gereja. Kontak sosial juga bisa dari anggota pengajian," terangnya.

Ketiga, kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi COVID-19. Misalnya, area yang konfirmasi Kelurahan Sukmajaya. Di sana, akan ditelusuri siapa saja yang berada pada wilayah tersebut, dari satpam sampai penjual makanan atau minuman.

"Di wilayah itu, ada tukang sayur dan security. Saya kira bisa ditelusuri, apalagi ada penjaga malam. Yang kasus pasien asal Depok, kalau tidak salah saya baca, ada tetangga yang jenguk sewaktu dia (yang bersangkutan) sakit," lanjut Syahrizal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya