Liputan6.com, Jakarta - Corona Virus Disease (Covid-19) atau virus corona sudah memasuki Indonesia. Buktinya, ada dua WNI yang bertempat tinggal di Depok, Jawa Barat kini sudah terjangkit.
Mengetahui hal tersebut, sejumlah kepala daerah angkat bicara. Mereka mencoba menenangkan warganya agar tak panik lantaran virus corona sudah masuk ke Indonesia.
Advertisement
Misalnya saja adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Mengingat Depok berada dalam wilayah kepemimpinannya, ia meminta warganya untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
"Setelah bertemu dengan Menteri Kesehatan, fakta per hari ini yang bisa disampaikan, dua WNI yang ber-KTP Depok itu terinfeksi di Jakarta, bukan di Depok," kata Ridwan Kamil.
Tak terkecuali, Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Sejumlah aksi dan perintah telah dilakukan oleh Risma dalam mengantisipasi wabah corona di Surabaya.
Berikut 5 hal atau imbauan kepala daerah usai dua WNI di Depok, Jawa Barat dinyatakan positif virus corona dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gubernur DKI Jakarta Kirim SMS
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara rutin akan mengirimkan pesan WhatsApp ataupun SMS kepada masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas infeksi akibat virus corona (Covid-19).
"Pemprov akan secara rutin mengirimkan WA blast, SMS blast dan fasilitas komunikasi lainnya sebagai usaha menekan risiko penyebaran virus corona," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Senin malam, 2 Maret 2020 demikian dilansir Antara.
Pesan berantai resmi tersebut juga akan dikirimkan lagi apabila ditemukan tempat-tempat baru yang perlu dihindari atau informasi yang perlu diketahui masyarakat.
"Dan kami juga sudah menyiapkan tenaga yang cukup, fasilitas yang cukup, untuk merespon penyebaran corona. Tapi semuanya dilakukan lewat telpon dulu," kata Anies.
Kendati demikian, Pemprov DKI Jakarta belum bisa menyebutkan jumlah tenaga kesehatan yang akan disiagakan untuk antisipasi virus corona, namun demikian mereka menyatakan fasilitas yang dimiliki siap.
"Poinnya, tim kami mulai dari Puskesmas Kecamatan, RSUD dan rumah sakit swasta semuanya siap. Total jumlah pegawai kami baik yang ASN dan non ASN ada sekitar 19 ribu orang," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widiastuti.
Kesiagaannya, kata Widiastuti, adalah sesuai dengan alokasi penjadwalan sistem kerja sehingga tidak diturunkan satu waktu untuk menghindari kelelahan.
Terkait rumah sakit rujukan, Widiastuti mengatakan hingga saat ini masih ada tiga rujukan. Yakni Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Suroso, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dan sedang dibahas untuk penambahan rumah sakit rujukan.
"Lokasinya di mana saja, sedang dalam tahap pembahasan, nanti akan segera kami infokan," kata Widiastuti.
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta juga membentuk telah Tim Tanggap Corona (Covid-19) sebagai bentuk antisipasi dan penanganan kasus corona yang merebak akhir-akhir ini di dunia internasional.
"Bahwa DKI Jakarta membentuk tim tanggap COVID 19 yang dipimpin oleh asisten kesra yang beranggotakan Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Kominfo, Kepala BPBD, Kepala Kesbangpol, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Biro Perekonomian," kata Anies.
Tim ini berfungsi untuk melakukan pengawasan dan pemantauan mulai Senin untuk kasus corona. Tercatat hingga saat ini Tim Tanggap Covid-19 memantau 136 orang, dengan hasil 115 orang dinyatakan sehat sedangkan 21 orang masih memerlukan pengawasan.
Selain itu, Anies meminta warga Jakarta yang memiliki gejala terpapar Virus corona tidak datang langsung ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, klinik ataupun rumah sakit.
Advertisement
Gubernur Jatim Minta Warga Tak Resah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat provinsi setempat tidak resah dan panik menyusul ditemukannya dua WNI dinyatakan positif terpapar virus corona.
"Jangan menimbulkan hal-hal yang membuat masyarakat tidak tenang, galau, ataupun resah dalam menghadapi kasus corona. Namun, tetap waspada," ujar Gubernur Khofifah kepada wartawan saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin, 2 Maret 2020.
Menurut dia, Provinsi Jawa Timur telah melakukan antisipasi yang baik dalam menghadapi penyebaran virus Covid-19 yang sekarang ini sudah masuk ke wilayah Indonesia, di antaranya dengan menyediakan Body Thermal Scanner (BTS) di Bandara Internasional Juanda dan tempat kedatangan internasonal lainnya, termasuk Pelabuhan Tanjung Perak, dilansir dari Antara.
"Alat tersebut beroperasi selama 24 jam dan akan mendeteksi jika ada warga yang demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius," kata dia.
Selain itu, Jawa Timur juga menyiapkan ruang isolasi jika memang ada warga yang memiliki gejala terjangkit Covid-19. Antara lain di RSUD dr Soetomo, RSUD Soedono Madiun, RS Saiful Anwar Malang, dan beberapa rumah sakit lainnya.
"Kami dengan jajaran Forkopmda Jatim juga rutin menggelar rapat intensif untuk membahas perkembangan kasus ini dan meminta warga Jatim tetap tenang, tidak menyebarkan hoaks, dan selalu waspada," kata Khofifah.
Gubernur Jabar Harap Warganya Tetap Beraktivitas Normal
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warga Depok dan Jawa Barat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa menyusul adanya dua WNI yang dinyatakan positif virus corona.
Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, rumah dua warga Depok positif Covid-19 sudah diisolasi dan dilakukan penanganan.
"Setelah bertemu dengan Menteri Kesehatan, fakta per hari ini yang bisa disampaikan, dua WNI yang ber-KTP Depok itu terinfeksi di Jakarta, bukan di Depok," kata Emil dalam rilis yang dikeluarkan Pemprov Jabar.
"Jadi, per hari ini belum ada bukti virus corona di Depok karena sedang diteliti oleh tim yang terkait," sambung pernyataan mantan wali kota Bandung itu.
Dia pun mengimbau kepada seluruh warga Jabar untuk berinisiatif memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat apabila muncul gejala-gejala Covid-19, seperti demam tinggi, batuk, dan gangguan pernapasan.
"Melapor itu ketika ada gejala. Tidak ada gejala, karena virus ini berkaitan dengan imunitas, saya kira lakukan kegiatan seperti biasa. Kecuali ada gejala, berinisiatif-lah ke rumah sakit terdekat. Termasuk RSUD. Atau melihat teman dan tetangga memiliki gejala itu tolong diimbau juga," katanya.
Selain itu, Emil memastikan isolasi warga yang pernah berinteraksi dengan warga positif Covid-19 dilakukan sesuai standar WHO. Termasuk tenaga kesehatan yang sempat menangani pasien virus corona.
"Isolasi itu hanya terjadi pada interaksi. Kan tidak ada kabar dia beredar ke sana-sini. Yang ada itu mereka dijenguk. Empat orang ini yang sedang diobservasi. Ada gejala apa tidak. Jangan-jangan yang menjenguknya badannya sehat, berinteraksi belum tentu tertular," katanya.
Selain itu, dia menyebutkan tenaga kesehatan yang menangani kedua pasien positif corona sedang diobservasi.
"Artinya, mereka bekerja normal tapi kalau ada gejala melaporkan, wajib lapor. Ini kan urusan dengan imunitas, kita menduga-duga orang sehat, ada interaksi gimana mengonfirmasinya. Pas ada gejala dites sampling-nya. Itu standar WHO," ujarnya.
Emil juga langsung berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan serta Wali Kota Depok. Dia menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan membuat crisis centre.
"Kota Depok akan membentuk Covif-19 Crisis Center dipimpin langsung oleh Pak Wali Kota. Saya juga akan membuat hal yang sama Provinsi Jabar Covid-19 Crisis Center. Di mana tugasnya adalah satu pintu terhadap semua informasi penanganan Covid-19 ini," kata dia.
Adapun sejumlah rumah sakit rujukan di Jabar untuk menangani Covid-19, seperti RSU Dr. Hasan Sadikin (Kota Bandung), RSU R. Syamsudin (Kota Sukabumi), RSU Dr. Slamet (Kab. Garut), RSU Kabupaten Indramayu, RSU Gunung Jati (Kota Cirebon), RSU Kabupaten Bandung, dan RSTP Dr. H.A Rotinsulu (Kota Bandung).
Berikut Nomor Hotline Covid-19 Dinas Kesehatan Provinsi Jabar: 08112093306.
Advertisement
Aksi Wali Kota Surabaya
Virus corona sudah masuk ke Indonesia, Presiden dan aparat pemerintah meminta masyarakat agar tetap tenang dan tak panik.
Tak terkecuali Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Sejumlah aksi dan perintah telah dilakukan oleh Risma dalam mengantisipasi wabah Corona di Surabaya.
Ia berpesan kepada warga Surabaya agar terhindar dari virus Corona Covid-19 dengan cara mengkonsumsi zat yang mengandung kurkuma seperti jahe, siri, temulawak dan kunyit. Cara ini merupakan penemuan dari professor dari Universitas Airlangga (Unair), Chaerul Anwar Nidom.
"Jadi ayo kita gunakan itu. Tidak mahal juga. Meskipun kita tidak tahu itu betul atau tidak, tapi yang paling penting adalah kita sudah berusaha. Jadi sudah berapa bulan ini saya minum itu. Kalau mau saya buatkan di kediaman, ada banyak," ujar Risma usai menggelar doa bersama di Pemkot Surabaya, seperti dikutip dari Antara.
Risma bahkan telah melakukan pengecekan dan mengamati dua negara yang juga mengonsumsi rempah-rempah, yaitu India dan Turki.
"Orang India adalah konsumen rempah-rempah. Saya juga masih cek di Negara Turki seperti apa karena Turki pengguna rempah-rempah juga," ujar Risma.
Risma menilai kebenaran dari temuan pencegahan virus tersebut karena terbukti ada tujuh orang India di Kota Wuhan, China, sampai hari ini selamat dan tidak terjangkit virus Corona.
Risma juga memanggil sejumlah pelaku usaha dari berbagai bidang yang berada di Surabaya. Risma menggelar rapat koordinasi bertajuk Tatap Muka dengan Pelaku Usaha terkait Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha di Kota Surabaya digelar di Graha Sawunggaling komplek Balai Kota Surabaya, Rabu, 19 Februari 2020 lalu.
Berbagai masalah pengusaha itu disampaikan langsung kepada Risma, mulai dari perizinan hingga kendala impor yang diakibatkan oleh virus corona Covid 19 di China.
"Kita harus punya plan A, B, C dan bahkan D, supaya ketika ada masalah tidak kaget dan tidak gampang menyerah," ujarnya.
Risma juga melakukan upaya antisipasi wabah Corona masuk ke Surabaya dengan melakukan pengecekan secara menyuruh pada kapal-kapal pesiar yang datang ke Surabaya. Kabarnya, risma telah berkoordinasi dengan Kemenkes dan Dinkes Jawa Timur bila ada kapal pesiar ke Surabaya.
Sebelum ke Surabaya, Risma meminta untuk kapal diperiksa sebagai bentuk antisipasi dari virus Corona. Selain itu, pelabuhan di Surabaya juga telah menyiapkan peralatan sebagai bentuk kewaspadaan atas virus Covid-19 ini.
Risma juga telah mengeluarkan surat edaran dan memiliki satgas khusus terkait antisipasi Corona. Pemkot Surabaya bahkan telah melakukan sosialisasi kepada warga hingga sejumlah rumah sakit di Surabaya.
Keyakinan Gubernur Maluku
Virus corona telah masuk ke Indonesia. Satu warga asal Bekasi telah jadi suspect corona yang meninggal sebelum sempat ditangani.
Namun, hal itu tak membuat Gubernur Maluku Murad Ismail khawatir. Dia meyakini virus corona tidak akan sampai ke wilayahnya.
"Kami percaya, Papua dan Maluku itu panas 39 derajat. Corona mati belum sampai di sana," kata Murad santai saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat.
Murad menyebut, semua rumah sakit umum daerah (RSUD) telah melakukan antisipasi. Jika ditemukan pasien dengan gejala terpapar virus corona, bakal di isolasi di ruang yang telah disediakan.
"Kalau ada gejala itu sedikit pun akan masuk ruangan yang telah disiapkan," kata dia.
Hanya saja, di Maluku hanya RSUD Provinsi yang memiliki perlengkapan yang lebih baik dibandingkan dengan rumah sakit yang ada. Sehingga jika ada pasien terjangkit harus menjalani perawatan di RSUD Provinsi.
"Rumah sakit Maluku itu yang paling bagus itu cuma di RS provinsi, yang lain tidak ada," kata Murad mengakhiri.
Advertisement