Ini 3 Tren Pendongkrak Ritel Online di Indonesia

Ritel online yang tadinya hanya menyumbang 8 persen penjualan total industri pada 2018, diperkirakan akan menyumbang hingga 24 persen pada 2022.

oleh Iskandar diperbarui 04 Mar 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Ritel Online. Dok: Sirclo

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ritel online di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mendorong sejumlah brand Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) berlomba-lomba meningkatkan eksistensi di ranah digital.

Menurut laporan e-commerce enabler Sirclo, ritel online yang tadinya hanya menyumbang 8 persen penjualan total industri pada 2018, diperkirakan akan menyumbang hingga 24 persen pada 2022.

Angka ini membuktikan besarnya potensi penjualan di ranah digital yang masih perlu dimaksimalkan, terutama oleh brand FMCG yang sangat dekat dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Menurut produsen produk rumah tangga asal Inggris, Reckitt Benckiser, pertumbuhan pesat ini didorong oleh beberapa tren industri e-commerce Indonesia.

Head of E-Commerce Reckitt Benckiser Indonesia, Rudy Adrian mengatakan hal pertama yang mendukung pertumbuhan ini adalah perekonomian dan perkembangan infrastruktur yang kian stabil di Indonesia.

"Dari segi infrastruktur, adaptasi teknologi dan ekonomi Indonesia yang stabil membantu akselerasi pertumbuhan e-commerce. Banyak pasar yang tengah menyambut peluang besar, seperti segmen ibu dan anak, serta kecantikan dan personal care berkat ketersediaan infrastruktur teknologi distribusi,” ujar Rudy melalui keterangannya, Rabu (4/3/2020).

 


Para Ibu di Indonesia Telah Berevolusi

Ilustrasi e-Commerce (iStockPhoto)

Sementara tren kedua berkaitan dengan perilaku dan konsumen yang semakin berevolusi. Rudy mengambil contoh pangsa pasar ibu di Indonesia.

“Kini para ibu Indonesia dalam kesehariannya telah ‘berevolusi’ menjadi lebih mahir memanfaatkan teknologi. Dari mencari informasi untuk melakukan monitoring kehamilan dan pertumbuhan anak, hingga mengurus dan berbelanja kebutuhan rumah tangga sehari-hari semuanya melibatkan teknologi. Bahkan saat membayar dan mendapatkan produk,” papar Rudy.

"Ini juga berkat internet yang menyediakan informasi mengenai produk kesehatan dengan mudah dan cepat,” sambungnya.

Dua tren tersebut menandakan bahwa brand FMCG perlu go online atau lebih gencar melakukan pemasaran secara online. Ini berkaitan dengan tren ketiga, yaitu semakin banyak brand FMCG yang bekerjasama dengan partner e-commerce enabler terpercaya. 

 


Rangkul Sirclo

Brian Marshal, CEO Sirclo

Reckitt Benckiser sendiri kini terjun ke industri e-commerce dengan menggandeng Sirclo sebagai partner.

Menggunakan platform Sirclo Commerce, proses bisnis e-commerce Reckitt Benckiser diklaim menjadi lebih praktis, simpel, dan fleksibel terhadap tren-tren baru berkat insight dan strategi berorientasi pada Gross Merchandise Value (GMV).

Sirclo Commerce merupakan sebuah platform teknologi e-commerce untuk membantu brand berjualan di marketplace online.

Founder dan CEO Sirclo Brian Marshal mengatakan dalam mengembangkan bisnis secara online, brand menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya tenaga ahli di bidang e-commerce dan sistem penjualan di berbagai kanal yang terintegrasi.

Ia menilai kandidat yang ahli dan berpengalaman di bidang e-commerce FMCG masih belum banyak tersedia, dan perusahaan sering kesulitan mencari talenta yang cocok. Selain itu, kebanyakan sistem tradisional masih bersifat manual, sehingga memudahkan terjadinya eror. Belum lagi sistem pergudangan dan logistik yang tidak didesain untuk memenuhi order secara online.

"Sirclo menyediakan solusi satu atap untuk permasalahan-permasalahan ini, terutama bagi klien FMCG seperti Reckitt Benckiser,” kata Brian memungkaskan.

(Isk/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya