Liputan6.com, Jakarta - - Berawal dari hobi, aktris Putri Marino akhirnya benar-benar jatuh cinta pada zumba. Perempuan kelahiran 4 Agustus 1993 itu belakangan berencana mengambil kelas pelatihan instruktur demi mendalami olahraga yang disukainya.
"Pengen naik level lah dari sesuatu yang aku pelajari. Aku merasa tertantang untuk jadi instruktur," kata pemeran film 'Posesif' itu ditemui di Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020.
Keinginan mengambil kelas instruktur dimulai sejak akhir tahun lalu. Putri penasaran melihat instruktur yang kelihatannya asyik, terlebih banyak temannya adalah instruktur zumba.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, dengan mengambil kelas instruktur, ia bisa mengenali olahraga itu lebih dalam, mulai dari sejarah, gerakan dasar, koreografi, hingga cara mengajar. Namun, ia masih harus menaklukkan demam panggung yang kerap membuatnya tak nyaman.
"Enggak kebayang natap mata-mata itu, jadi center of attention," sahutnya sambil tertawa.
Putri mengaku sudah tiga tahun menekuni olahraga yang diciptakan oleh seorang koreografer asal Kolombia tersebut. "Dari sejak zaman (film) Posesif," sahutnya.
Ia mengaku tak bisa lepas dari zumba lantaran olahraga itu memiliki unsur tari, hobi yang ditekuninya sejak zaman SMA. Saking sukanya, ia pernah latihan zumba dua kali sehari sebelum memiliki Surinala, sang putri. Setelah menjadi ibu, ia setidaknya berlatih zumba sekali dalam seminggu.
"Ini olahraga yang bikin lupa kalau sedang olahraga," ujarnya saat ditanya alasan menyukai zumba.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pengalaman Cedera dan Hamil
Meski relatif aman, Putri bukan tak pernah mengalami cedera. Punggungnya sakit saat terlalu asyik bergerak. Ia sampai harus menjalani fisioterapi beberapa kali agar kembali pulih. Kejadian itu tidak membuatnya trauma.
"Sebenarnya enggak lama sih. Aku zumba lagi, tapi gerakannya aku modif, enggak ada loncat-loncat," kata dia.
Pengalaman lain yang tak terlupakan oleh Putri Marino adalah berlatih zumba saat usia kandungannya menginjak tujuh bulan. Kehadirannya sempat membuat peserta lain kaget karena ia satu-satunya perempuan hamil di kelas itu. Sementara, instruktur yang mengawasinya terus mengajaknya ngobrol saat berolahraga.
Menurut perempuan yang akan segera kembali bermain film itu, ia sudah mengonsultasikannya kepada dokter kandungannya. Dokter pun mengizinkan asal Putri melakukannya setelah kandungannya dirasa cukup kuat.
"Jadi, aku vakum zumba hingga usia kehamilanku tujuh bulan. Selama vakum, paling aku jalan-jalan santai aja keliling komplek," kata dia.
Lantaran kondisinya sedang hamil, gerakan zumba yang dilakukannya juga disesuaikan. Tidak ada gerakan meloncat, tetapi hanya gerakan simpel yang repetitif. Tujuannya agar memudahkan persalinan nanti.
"Aku berhenti setelah usia kehamilan delapan bulan. Soalnya napas juga udah mulai ngos-ngosan, belum lagi takut air ketuban pecah," katanya.
Advertisement