Liputan6.com, Jakarta - Teh dipercaya punya segudang manfaat, dari menurunkan tekanan darah sampai menjaga kesehatan gigi dan mulut. Di tengah maraknya isu corona belakangan ini, banyak hal yang disebut-sebut dapat mencegah penularan virus tersebut.
Hal kecil seperti mencuci tangan atau memakai masker kerap dijadikan hal yang dapat memproteksi diri. Lantas, apakah minum teh juga dapat menjadi tameng untuk mencegah virus?
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari Asiaone, Rabu, 4 Maret 2020, teh memang berkhasiat untuk menjaga imun tubuh. Sebuah artikel bahkan mengklaim bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus corona. Hal ini lantas menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat dan akademisi.
Menurut artikel tersebut, para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Zhejiang melakukan percobaan yang dalam sel yang dikultur secara in vitro. Dalam sel tersebut, teh yang kaya polfenol dapat bekerja dengan baik membunuh virus secara ekstraseluler dan menekan proliferasi intraselulernya.
Berdasarkan temuannya ini, tim peneliti kemudian menarik kesimpulan bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus corona.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Hasil Penelitian Disangkal
Hasil penelitian para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Zhejiang kemudian menimbulkan pertentangan. Seorang ahli imunologi mengatakan bahwa virus corona menginfeksi sel epitel alveolar yang terletak di paru-paru.
Sedangkan, teh yang sering kita minum tidak akan mencapai paru-paru. Bahkan sekalipun percobaan in vitro membuktikan bahwa teh dapat menghambat atau membunuh virus, itu tidak berarti minum teh dapat melakukan hal yang serupa dalam tubuh manusia.
Setelah tes in vitro, uji coba pada hewan juga harus dilakukan, baru kemudian uji klinis manusia dapat dipertimbangkan. Menurut ahli imunologi tersebut, hasil tes in vitro tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus corona.
Artikel yang diterbitkan oleh akun WeChat dari Zhejiang CDC pada 26 Februari 2020 telah dihapus. Staf dari pusat mengatakan perkembangan terbaru terkait penelitian ini akan dipublikasikan melalui akun WeChat setelah menyelesaikan prosedur resmi. (Adhita Diansyavira)
Advertisement