Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengaku siap memberi tambahan anggaran sebagai langkah antisipasi penanganan virus corona yang saat ini sudah masuk ke Indonesia.
Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk apa-apa saja yang menjadi kebutuhan dalam penangangan virus asal China itu.
"Kita siap memberikan tambahan kebutuhan di dalam rangka penanganan (virus corona). Itu sampai hari ini kita akan terus berkoordinasi dengan menteri kesehatan kebutuhannya apa timnya seperti apa kita akan lakukan," kata dia di temui di Kementerian PMK, Jakarta, Rabu (4/3).
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, Bendahara Negara ini tidak menyebutkan berapa besaran anggaran yang akan digelontorkan untuk penanganan virus corona tersebut. Hanya saja, dirinya masih menunggu permintaan dari Kementerian Kesehatan.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku masih memantau perkembangan virus corona yang tengah masuk ke Indonesia. Berbagai kebijakan pun tengah disiapkan agar dampak virus asal China itu tidak berdampak besar terhadap kinerja industri di Tanah Air.
"Dan corona virus baru diumumkan tadi jadi sampai sekarang belum ada yang baru lagi untuk bisa disampaikan. Yang jelas kalau dari sisi fiskal, kita masih berusaha untuk mengikuti perkembangan ada," kata Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Arif Baharuddin, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (2/3).
Dari sisi kebijakan fiskal diakuinya masih terdapat kelonggaran. Di mana budget defisit sebesar 1,76 persen di 2020 masih bisa diperbesar jika sewaktu-waktu masuknya virus corona menghantam ekonomi Indonesia. "Kita punya space kalau harus melebarkan defisit," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Harus Segera Siapkan Langkah Jaga Ekonomi Akibat Wabah Corona
Ketidakpastian global maupun domestik yang melambat karena berbagai faktor mengancam pertumbuhan ekonomi. Apalagi, kabar masuknya virus Corona ke Indonesia membuat sebagian besar masyarakat tidak tenang dan mengalami disforia, berujung pada ketidakstabilan permintaan dan persediaan.
Dengan demikian, pemerintah dinilai harus segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif agar ekonomi Indonesia tetap terjaga pertumbuhannya.
Pengamat ekonomi Economic Action Indonesia (EconAct) Ronny P Sasmita mengatakan, ada beberapa langkah yang harus diambil pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi.
"Pertama, yang sangat perlu dilakukan adalah menjaga daya beli domestik. Pemerintah harus menyiapkan kebijakan fiskal ekspansif, yaitu meningkatkan belanja pemerintah untuk menstimulasi konsumsi masyarakat," ujar Ronny kepada Liputan6.com, Rabu (04/03/2020).
Lebih lanjut, bantuan sosial dalam berbagai formula, terutama kepada 40 persen masyarakat terbawah, harus menjadi prioritas sembari tetap memperhatikan daya beli 40 persen golongan menengah ke atas.
Kemudian langkah kedua ialah menjaga kebijakan moneter agar tetap longgar. Menurut Ronny, keputusan penurunan suku bunga sepanjang 2019 adalah hal yang cukup tepat.
"Sekarang, pekerjaan rumah selanjutnya ialah bagaimana pemangkasan tersebut sesegera mungkin diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan," ucap Ronny.
Advertisement