BMKG Juanda: Surabaya Berpeluang Berawan hingga Malam Hari

Berdasarkan BMKG Juanda, Surabaya akan alami hujan lokal pada Rabu siang pukul 13.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.00 WIB.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Mar 2020, 12:24 WIB
Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi Surabaya, Jawa Timur cenderung berawan hingga malam hari pada Rabu (4/3/2020).

Mengutip instagram @infobmkgjuanda, Surabaya akan alami hujan lokal pada Rabu siang pukul 13.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.00 WIB. Surabaya akan cenderung berawan pada malam hari.

Selain itu, BMKG Juanda juga mengeluarkan peringatan dini tiga harian di wilayah Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada saat siang hingga sore hari di Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan.

Kemudian Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Situbondo dan Sumenep. Selain itu, pada malam hari di wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Situbondo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya