Perlukah Generasi Milenial Indonesia Investasi Bitcoin?

Milenial mulai menginvestasikan dana dalam bentuk mata uang kripto (cryptocurrency). Salah satunya Bitcoin.

oleh Iskandar diperbarui 04 Mar 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tren investasi di kalangan milenial Indonesia tengah meningkat. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor dalam kategori usia 18-25 tahun melonjak hingga 120,6 persen antara 2016 dan 2018.

Tak hanya memilih instrumen investasi tradisional seperti saham, obligasi, dan reksa dana, milenial juga mulai menginvestasikan dana dalam bentuk mata uang kripto (cryptocurrency).

Sejak popularitasnya melambung pada 2015, Bitcoin dikenal sebagai aset digital pertama yang menjadi pionir ekosistem cryptocurrency. Bitcoin sendiri adalah mata uang kripto yang tidak dikelola oleh bank atau agensi.

Namun, semua transaksi Bitcoin tercatat dalam blockchain yang bersifat publik. Transaksinya diperjualbelikan dengan menggunakan akses 'kunci' yang bertindak selayaknya dompet.

Nilai dari Bitcoin terus meningkat dengan cepat, bahkan mencapai puncak tertinggi pada akhir 2017, di mana valuasinya mencapai Rp 275 juta (USD 20.000) untuk 1 Bitcoin.

Berdasarkan kajian dari CNN, Bitcoin merupakan instrumen investasi paling menguntungkan di dekade ini. Dalam 10 tahun terakhir, keuntungan dari investasi Bitcoin mengungguli bentuk investasi lain, seperti saham dan obligasi.

 


Pilih Obligasi, Saham Atau Bitcoin?

Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Hal itulah yang membuat Bitcoin sangat populer dan digemari kaum milenial. Menurut survei Harris Poll pada 2019, 30 persen milenial lebih memilih investasi Bitcoin dibandingkan dengan obligasi pemerintah, 27 persen memilih Bitcoin daripada saham, dan 24 persen memilih Bitcoin daripada investasi properti.

Selanjutnya, 20 persen dari responden mengaku telah memiliki Bitcoin dan 59% responden dari kalangan usia 18-34 tahun memiliki pandangan yang positif terhadap Bitcoin sebagai inovasi keuangan yang baru dan menjanjikan.

Dengan fakta-fakta tersebut, Bitcoin tentunya merupakan peluang investasi yang menarik untuk dilakukan, khususnya bagi kaum milenial di Indonesia. Ada beberapa alasannya.

Pertama, selama beberapa tahun terakhir, pasar mata uang kripto telah berkembang dengan baik. Kini, perdagangan cryptocurrency telah disertai dengan pengawasan dan kontrol regulasi oleh institusi keuangan dan badan pemerintah. Regulasi ketat ini ikut mendukung sisi keamanan dalam berinvestasi pada mata uang kripto.

Kedua, harga Bitcoin mulai mencapai titik stabil dan kemungkinan besar akan terus meningkat, seiring dengan momentum adopsi masal dari masyarakat. Sejauh ini, transaksi cryptocurrency digunakan untuk menggantikan metode transfer uang konvensional ke luar negeri. B

eberapa perusahaan juga telah menerima metode pembayaran menggunakan mata uang kripto, dan tren baru ini diperkirakan akan terus bertumbuh di masa depan.

Di fase ini, para investor dapat mengambil kesempatan untuk berinvestasi lebih awal. Sehingga, ketika Bitcoin diterima secara masal, investor dapat meraih profit tinggi.

 


Berisiko Tinggi

Alex Strzesniewski, COO dari CoinDeal. Dok: CoinDeal

Bagi generasi muda Indonesia yang ingin melakukan investasi di Bitcoin, perlu dicatat bahwa Bitcoin merupakan aset dengan kategori risiko tinggi (high risk). Pasar perdagangan cryptocurrency masih fluktuatif.

Paul Veradittakit, seorang partner di perusahaan investasi Bitcoin, Pantera Capital, menyarankan para investor untuk mendiversifikasikan cryptocurrency mereka dan tidak menginvestasikan semua aset ke dalam satu tempat.

Diversifikasi aset semakin mudah dilakukan, terutama karena platform perdagangan cryptocurrency seperti CoinDeal menawarkan banyak pilihan crypto-pairs atau pasangan kripto.

Para investor yang tertarik untuk membeli cryptocurrency populer seperti Ethereum, Bitcoin, Litecoin, dapat melakukannya dalam satu tempat, dengan berbagai pilihan dari mata uang fiat, seperti Euro, USD, dan Poundsterling.

Alex Strzesniewski, COO dari CoinDeal mengatakan pihaknya tidak memiliki lisensi khusus untuk memberikan rekomendasi finansial, sehingga pernyataannya jangan dijadikan acuan untuk melakukan investasi tertentu.

"Namun, secara historis, dua Bitcoin Halvings yang terakhir telah menghasilkan kenaikan harga yang signifikan. Menilai dari kinerja sebelumnya, menurut saya adanya penurunan block reward pada bulan Mei mendatang akan menyebabkan kenaikan harga Bitcoin yang cukup drastis,” kata Alex melalui keterangannya.

 


Bitcoin Akan Melonjak Tinggi Pada Agustus 2020

Dok: CoinDeal

Berdasarkan analisis harga oleh perusahaan riset Wall Street, Fundstrat Global Advisors, ketika nilai Bitcoin melewati angka Moving Average 200 hari, maka rata-rata kenaikan harga dalam enam bulan ke depan akan mencapai 197 persen.

Oleh karena itu, mereka memprediksi bahwa harga Bitcoin akan mencapai kenaikan tinggi pada bulan Juli atau Agustus 2020.

Sebagai tambahan, klub sepakbola populer seperti Wolverhampton Wanderers F.C. juga sudah menerima konsep mata uang digital. Mereka berkolaborasi dengan CoinDeal untuk mempromosikan penggunaan cryptocurrency.

“Di CoinDeal, kami telah berkomitmen untuk menjamin keamanan transaksi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip berinvestasi yang baik. Melalui kerjasama ini, kami ingin memperkenalkan dunia blockchain kepada masyarakat melalui olahraga, dan kami menemukan banyak peminat mata uang digital di sini,” ujar Alex memungkaskan.

(Isk/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya