Liputan6.com, Jakarta - Dampak virus corona mulai terasa di Indonesia, terutama setelah ada WNI yang positif terkena corona. Dampaknya, beberapa acara ada yang dibatalkan atau ditunda karena banyak orang yang memutuskan untuk tidak berpergian jauh untuk sementara waktu.
Meski begitu, Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Dr Iqbal Alan Abdullah meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk tidak melarang penyelenggaraan event pertemuan yang sifatnya lebih domestik dan berjumlah relatif lebih kecil.
Terutama dengan peserta di bawah 1.000 orang, meskipun dengan tetap memperhatikan kewaspadaan terhadap kesehatan para peserta. Ia mengharapkan Pemprov DKI tetap mengizinkan penyelenggaraan event pertemuan yang skalanya kecil dan sifatnya domestik.
Baca Juga
Advertisement
“Yang jenis pertemuan internasional silakan saja ditunda karena mungkin menyangkut peserta yang berasal dari negara terinfeksi virus corona. Tapi sekali lagi yang domestik ini jangan dihentikan, sebab ini akan mematikan industri MICE, mendorong kepanikan baru, dan juga berdampak memperburuk ekonomi daerah dan nasional,” ucap Iqbal Alan Abdullah di Jakarta.
Iqbal kemudian merujuk pada kegiatan pameran IMEX - Frankfurt, Jerman yang digelar 12 – 14 Mei 2020. Pameran terbesar di dunia yang diikuti 170 negara itu telah berketetapan hati untuk tidak menunda atau membatalkan pameran besar ini meski ada isu corona, sebab sensasi dan reaksi berlebuhan justru akan merusak industri ini dan bisnis lainnya.
Mengutip Gloria Guevara, Presiden dan CEO, World Travel & Tourism Council (WTTC), Iqbal Alan Abdullah menyebut pameran ini justru menjadi perangkat penting untuk melawan virus corona, dan menghentikan penyebaran kepanikan yang tidak perlu sama pentingnya dengan menghentikan virus itu sendiri.
Hal itu disampaikan Iqbal menyusul pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak akan mengeluarkan izin keramaian baru, dan meninjau pertemuan “skala besar”, yang selanjutnya dilaksanakan melalui terbutnya instruksi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No.27 Tahun 2020 tertanggal 3 Maret 2020, sebagai tindak lanjut Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2020.
Instruksi ini antara lain berisi penghentian sementara layanan perizinan dan non-perizinan secara manual dan elektronik yang terkait penyelenggaraan kegiatan atau acara (event) yang menimbulkan pengumpulan banyak orang, menyusul merebaknya isu Covid-19.
Menurut Iqbal, apa yang ditempuh oleh Gubernur DKI Jakarta ini justru berlawanan dengan apa yang diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden menyerukan pentingnya memaksimalkan dan menumbuhkan kegiatan konferensi dalam negeri, MICE di daerah-daerah tersebut sebagai sebagai antisipasi dampak ekonomi corona terhadap pariwsiata.
Tak hanya itu, untuk mendukung bertahannya industri pariwisata, Presiden Jokowi juga memberikan insentif-insentif antara lain diskon tiket pesawat, insentif maskapai dan agen perjalanan, insentif bebas pajak hotel dan restoran.
Menurut Iqbal, Presiden Jokowi sudah tepat, karena industri MICE ini memang dikenal sebagai industri yang bisa diharapkan dapat membantu saat krisis.
“Kita mendukung langkah pemerintah untuk waspada virus corona namun ekonomi kita juga tetap berjalan. Bukan lantas ekonomi dimatikan. INCCA berharap daerah bisa berkoordinasi dengan pusat sebelum memutuskan sesuatu yang bisa kontraproduktif,” ujarnya.
Mematikan MICE itu akan memperburuk masa krisis maupun nanti saat masa pemulihan,” tutur Iqbal. Ia menambahkan, banyak anggota INCCA mengeluhkan terjadinya pembatalan pertemuan yang terjadi di Jakarta beberapa hari terakhir ini hingga ke depan.
Menurut Iqbal, kewaspadaan masih tetap bisa dijalankan tanpa harus menghentikan event pertemuan yang skalanya biasanya lebih kecil. Misalnya dengan pengoperasian scanner bagi peserta sebelum masuk ruangan, hand sanitizer dan mempromosikan kegiatan yang mendukung kesehatan di dalam arena pertemuan.
“Tapi bagaimanapun kita menunggu penjelasan resmi dari Gubernur DKI Jakarta, sebab bisa jadi memang maksud statement gubernur memang tidak seperti itu. Karena itu semoga bisa dijelaskan supaya teman-teman di lapangan ini tidak bingung, dan tolong dipilah-pilah lagi mana yang masih boleh diadakan mana yang tidak,” pungks Iqbal.