Cerita Pilu Warga Bekasi yang Rumahnya Rutin Kebanjiran

Beban Khodijah semakin bertambah tatkala sang buah hati sakit dan harus segera berobat saat banjir Bekasi.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 04 Mar 2020, 20:13 WIB
Warga Perumahan Mustika Gandaria meminta pemerintah Bekasi menanggulangi banjir. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Jakarta - Musim penghujan yang masih berlanjut, membuat masyarakat yang wilayahnya rutin kebanjiran kerap dirundung rasa was-was. Terlebih curah hujan yang turun akhir-akhir ini memiliki intensitas cukup tinggi, yang menyebabkan banjir masih rawan terjadi.

Sebagai salah satu wilayah yang rutin terdampak, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tak pernah luput dari banjir setiap tahunnya. Sejumlah permukiman hingga jalan-jalan utama seringkali terendam air jika hujan deras turun.

Perumahan Mustika Gandaria misalnya, yang sudah sejak lama menjadi pelanggan setia banjir. Ketinggian air di perumahan yang terletak di Desa Ciledug, Setu itu berkisar 50-60 sentimeter setiap kali banjir.

Siti Khodijah, salah satu warga RT 05 RW 11 Perumahan Mustika Gandaria, mengeluhkan kondisi banjir yang kerap melanda kediamannya. Perempuan 45 tahun itu sering mengalami kesulitan saat mengevakuasi barang-barang dari genangan air.

Bahkan saat banjir Selasa 3 Maret 2020 dinihari, beban Khodijah semakin bertambah tatkala sang buah hati sakit dan harus segera berobat. Beruntung ada aparat TNI yang bersiaga di lokasi, yang langsung membawa anak Khodijah ke klinik terdekat.

"Anak saya pas sakit waktu banjir Selasa kemarin. Untung aja ada aparat TNI yang bawa anak saya ke klinik," kata Khodijah kepada liputan6.com, Rabu (4/3/2020).

Banjir yang datang dinihari, diakui membuat penat warga semakin bertambah. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat, harus terbuang karena mengurusi banjir.

"Ya padahal udah capek, mau istirahat, tapi harus gerak sana sini gara-gara kebanjiran," keluhnya.

Meski rutin terdampak, pemerintah daerah dikatakan belum melakukan penanganan serius terkait banjir. Bahkan, warga perumahan mengaku jarang mendapat bantuan saat banjir melanda.

"Di sini tak ada bantuan dari pemerintah daerah, hanya dari BPBD saja. Sembako juga yang ngasih TNI," jelasnya.

Khodijah bersama warga lainnya saat ini berharap ada upaya konkrit dari pemerintah daerah untuk penanggulangan banjir. Warga tak ingin terus menerus dibebankan masalah banjir yang selalu berulang setiap tahunnya.

"Ya maunya ada solusi dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Jangan begini terus, tiap tahun kita kebanjiran terus," imbuhnya.

Banjir yang kerap melanda permukiman warga di Perumahan Mustika Gandaria menjadi perhatian aparat TNI setempat, yang terjun ke lokasi memberikan bantuan sembako, seperti telor, mie instan dan minyak.

"Terakhir banjir itu Selasa 3 Maret 2020 dinihari. Saat itu ketinggian air sekitar 50 sentimeter di RT 05 RW 11," kata Danramil 06/Setu, Kapten Inf Sudiro.

Aparat TNI masih bersiaga di lokasi hingga menjelang banjir surut. Warga pun mengaku sangat terbantu khususnya dalam ketersediaan bahan makanan.

"Kita perintahkan Bhabinsa untuk membantu warga yang kebanjiran. Ini sebagai bentuk kepedulian kami," ujar Sudiro.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Tanggapan Pemda

Menanggapi hal ini, Staf Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Acep mengatakan pihaknya selalu memberikan bantuan ke wilayah terdampak banjir, melalui kecamatan-kecamatan terkait.

"Setiap bantuan kami salurkan dan kirim ke kecamatan. Terkadang ada beberapa desa yang ke kantor dengan membawa surat permohonan bantuan, kami berikan bantuan tersebut," kata dia.

Menurutnya, dinas terkait masih mencari tahu penyebab pasti banjir yang kerap terjadi di Kabupaten Bekasi, tak terkecuali wilayah Setu.memint

"Pernah saya dengar bahwa tim baik BPBD atau SKPD terkait sedang monitoring penyebab banjir dan penyelesaian solusi ke semua wilayah banjir di Kabupaten," akunya.

Sekedar diketahui, pemberian bantuan yang dilakukan pemerintah daerah disebutkan telah merata. Hanya saja Pemkab lebih fokus kepada Perumahan Griya Setu Permai (GSP) yang mengalami banjir lebih parah, yakni sekitar 1-3 meter.

Untuk mengevakuasi warga, disediakan 3 unit perahu karet milik Kodam Jaya, BPBD Kabupaten Bekasi, dan milik Perumahan GSP.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya