WHO: Tingkat Kematian Virus Corona Lebih Tinggi dari Flu Biasa, Namun Bisa Ditangani

WHO kini menyebut bahwa Virus Corona lebih parah dari flu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Mar 2020, 08:30 WIB
Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenakan pakaian pelindung khusus saat menangani pasien yang diduga terinfeksi Corona di Gedung Mawar RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jenewa - Selama ini respons warganet di media sosial terkait Virus Corona (COVID-19) adalah virus itu tak lebih parah dari flu, yang bisa membunuh puluhan ribu orang per tahun. Angka kematian flu disebut lebih parah ketimbang Virus Corona yang saat ini membunuh sekitar 3.000 orang.

Namun, WHO sudah membantah pernyataan itu. Virus Corona secara statistik didapati lebih parah ketimbang flu. Tingkat kematian akibat flu musiman di bawah 1 persen dan kematian akibat Virus Corona sudah mencapai 3,4 persen.

WHO tetapi percaya Virus Corona masih dapat dikendalikan. Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendorong agar setiap negara menambah tindakan untuk meredam virus, serta melindungi petugas medis di garis depan.

Secara global, sekitar 3,4 persen kasus COVID-19 telah meninggal, flu musiman umumnya membunuh di bawah 1 persen yang terinfeksi," ujar Tedros seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (5/3/2020).

Tedros menyebut penularan Virus Corona tidak separah flu. Ia yakin virus ini bisa diredam walau belum ada pengobatannya.

Sebelumnya, WHO sempat melaporkan tingkat kematian akibat Virus Corona bisa bervariasi antara 0,7 persen hingga 4 persen. Hal itu tergantung dari kualitas kesehatan tempat pasien dirawat.

Direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO Mike Ryan berkata Virus Corona tidak menular dengan cara seperti flu. Pihak WHO pun mengakui tidak sepenuhnya paham cara penularan.

"Di sini kita mendapati penyakit yang tidak punya vaksin, tak punya pengobatan. Kita tak memahami sepenuhnya penularannya, kita tak sepenuhnya paham kasus kematian," ujar Ryan yang menegaskan virus ini berbeda dari influenza.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Wilayah yang Belum Dipetakan

Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Virus Corona telah merenggut nyawa lebih dari tiga ribu orang sejak kemunculannya Desember lalu. Pada awal Maret ini, total orang yang tertular ada 91 ribu orang dan 48 ribu pasien sembuh.

Penyebaran yang luas membuat pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui bahwa saat ini dunia memasuki ke situasi yang tak dikenal.

"Kita berada di wilayah yang belum dipetakan," ujar Tedros seperti dilansir France24.

"Kita belum pernah melihat patogen pernapasan yang mampu menular di antara masyarakat, tetapi yang juga bisa diredam dengan tindakan-tindakan yang benar," ia menambahkan.

Jumlah tertinggi kasus Virus Corona berada di China, kemudian disusul Korea Selatan dan Italia.

Pemimpin WHO berkata Virus Corona bisa dilawan. Ia menyebut tiap negara perlu memiliki pendekatannya masing-masing dalam melawan Virus Corona dan dimulai dengan meredam penyebaran virus.

Di antara sekitar 60 negara yang melaporkan Virus Corona, lebih dari setengahnnya melaporkan hanya 10 kasus atau kurang.

"Sekitar delapan negara belum melaporkan kasus-kasus baru selama dua minggu dan telah mampu meredam penyebaran wabah," ujar Tedros.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya