Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengaku tak tahu kapan krisis politik Malaysia akan selesai. Yang jelas, ia menolak tudingan bahwa krisis ini dimulai olehnya yang mundur beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah postingan di Facebook, Mahathir berkata ia mengundurkan diri karena memang sudah tak didukung mayoritas parlemen. Mahathir lantas melaporkan itu ke Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agung Sultan Abdullah.
Baca Juga
Advertisement
Ia pun menolak tudingan meletakan jabatan secara tiba-tiba.
"Yang benar ialah saya letak jabatan karena dalam pengakuan dihadapan Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong saya tidak dapat sokongan dari penyokong saya. Saya tidak dapat mayoritas dan tidak lagi layak menjadi Perdana Menteri," ujar Mahathir Mohamad seperti dikutip Kamis (5/3/2020).
Seperti diketahui, Mahathir dijadikan perdana menteri interim. Dirinya lalu memberi rekomendasi seorang tokoh non-politik untuk menggantikannya. Mahathir percaya sosok ini cerdas, setia, dan tidak terjebak agenda partai.
"Rakyat bosan dengan orang politik yang lebih mengutamakan politik dari pemerintahan yang baik," tulis Mahathir.
Mahathir Mohamad tak mengungkap siapa rekomendasi yang dimmaksud. Namun, rekomendasi Mahathir ditolak. Ia pun memutuskan mundur.
"Rekomendasi saya ditolak. Saya pun letakkan jabatan. Dan berlarutlah krisis ini. Saya tidak tahu bila ia akan tamat?" pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Nasib Mahathir dan Muhyiddin di Parlemen
Mahathir Mohamad mengaku telah dikhianati Muhyiddin Yassin. Keduanya adalah rekan sesama partai, tetapi tak disangka justru Muhyiddin menggantikan Mahathir sebagai PM Baru Malaysia.
Pengamat politik internasional kini menyebut Mahathir Mohamad sebagai pengganjal utama di pemerintahan Muhyiddin Yassin. Mosi tidak percaya pun membayangi sang PM baru
"Saya kira, beliau akan menghadapi mosi tidak percaya di parlemen (Dewan Rakyat), kalau beliau lolos dari mosi ini, tugas yang disandangnya juga tidak ringan. Beliau harus membentuk kabinet yang meyakinkan publik bahwa harapan publik akan pemerintah bersih dan perbaikan ekonomi bisa dipenuhi," ujar dosen hubungan internasional President University, Endi Haryono kepada Liputan6.com.
Pakatan Harapan yang masih mendukung Mahathir Mohamad siap memberikan mosi tidak percaya parlemen kepada Muhyiddin, demikian laporan Malaysiakini. Namun, pertemuan parlemen baru akan terlaksana setidaknya dua pekan lagi.
Pandangan berbeda disampaikan peneliti hubungan internasional LIPI Alfitra Salam. Ia ragu Mahathir Mohamad serius ingin melancarkan oposisi kepada Muhyiddin Yassin, bahkan ia yakin Mahathir akan berputar haluan.
"Itu retorika Mahathir saja, Mahathir paham hukum, sangat profesional, lambat laun Mahathir akan mendukung," jelas Alfitra.
Jika berhasil melewati mosi tidak percaya dari kubu Mahathir Mohamad, Endi Haryono berkata ada lagi tantangan bagi Muhyiddin, yakni skandal korupsi 1MDB.
"Tantangan terberatnya justru di dalam negeri, terkait proses pengadilan atas kasus mantan PM Najib Razak atas skandal korupsi 1MDB," jelas Endi.
Advertisement