Pose Polos Tara Basro Dinilai Langgar UU ITE oleh Kemenkominfo, 3 Seniman Ini Bereaksi

Pose polos Tara Basro di akun Twitter terverifikasi miliknya rupanya berbuntut panjang.

oleh Wayan Diananto diperbarui 05 Mar 2020, 11:30 WIB
Pose polos Tara Basro di akun Twitter terverifikasi miliknya rupanya berbuntut panjang. (Foto: Dok. Instagram @tarabasro)

Liputan6.com, Jakarta Pose polos Tara Basro di akun Twitter terverifikasi miliknya rupanya berbuntut panjang. Sejumlah media mewartakan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menyebut unggahan Tara Basro berpotensi melanggar Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE.

Merespons unggahan Tara Basro, Plt Kabiro Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (4/3/2020), menyebut foto tersebut memenuhi kategori melanggar asusila.

UU ITE Pasal 27 ayat (1) berbunyi, setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.


Unggahan Tara Basro Raib!

Tara Basro

Tara Basro sendiri mengunggah foto pose polos dengan memperlihatkan perut berlemak untuk mengajak wanita Indonesia mencintai diri sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan, serta memberdayakan diri.

Kampanye body positivity ini direspons positif warganet. Banyak warganet berterima kasih kepada Tara Basro karena diingatkan untuk mensyukuri tubuh yang mereka punya. Rabu (4/3/2020), unggahan Tara Basro di Twitter raib.


Respons Fiersa Besari

Tara Basro. (Foto: Dok. Instagram @tarabasro)

Hingga artikel ini disusun, belum ada keterangan resmi dari bintang film Pengabdi Setan dan Gundala terkait raibnya unggahan itu. Keterangan dari Humas Kemenkominfo sendiri lantas diwartakan media dan menuai beragam respons.

Sejumlah seniman menyayangkannya. Mereka memberi dukungan buat Tara Basro. Penyanyi Fiersa Besari mencuit, "Tara Basro cuma pengin bilang bahwa enggak apa-apa untuk jadi manusia yang enggak sempurna. Setidaknya, itu yang saya tangkap."


Kekakuan Sistem

Fiersa Besari (Budy Santoso/KapanLagi.com)

Penyanyi "Pelukku Untuk Pelikmu" menyambung, "Membawa hal tersebut ke arah pornografi adalah bentuk kekakuan sistem yang cuma bisa melihat tubuh sebagai objek semata. Kecewa, tapi enggak kaget. Toh, sudah biasa kan? Kaku terhadap kebebasan berpendapat. Karet terhadap hal-hal yang mencemarkan nama baik."

Pendapat ini dicuit ulang oleh Jenny Jusuf. Peraih Piala Citra Penulis Skenario Adaptasi Terbaik FFI 2015 juga menyayangkan reaksi negatif segelintir orang. 


Mengkritik Self-love

Jenny Jusuf. (Foto: Dok. Instagram jennyjusuf)

"Barusan baca twit perempuan yang ngritik self-love campaign-nya Tara Basro karena menurutnya body positivity itu eksklusif milik orang2 gemuk. Jadi perempuan udah susah, ini ada sesama perempuan lagi usaha bikin idup kita entengan dikit, lu recokin. hadedeh."

Sutradara Angga Dwimas Sasongko pun menyayangkan pernyataan pihak Kemenkominfo. Sutradara film Nanti Kita Cerita Hari Ini menyebut ini semacam kutukan di segala aspek.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya