Banjir Bandang Menerjang Desa Bambakanini di Pegunungan Donggala

Ironisnya hingga Rabu malam atau lebih dari sehari musibah banjir bandang terjadi, warga terdampak belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah.

oleh Heri Susanto diperbarui 05 Mar 2020, 10:12 WIB
Banjir bandang dan longsor menerjang Desa Bambakanini, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, akibat hujan deras melanda kawasan tersebut selama tiga hari. (Liputan6.com/ Heri Susanto)

Liputan6.com, Donggala - Banjir bandang dan longsor menerjang Desa Bambakanini, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, akibat hujan deras melanda kawasan tersebut selama tiga hari. Sebanyak 6 rumah dilaporkan rusak dan 200 keluarga mengungsi.

Mirisnya, musibah yang terjadi pada Selasa, 3 Maret 2020 itu, baru diketahui keesokan harinya lantaran tidak adanya jaringan komunikasi di lokasi tersebut. Rabu sore, warga baru bisa melaporkan peristiwa banjir bandang itu ke kantor kecamatan.

Banjir bandang itu membawa material lumpur setinggi 50 cm, selain juga batang-batang kayu dan bebatuan dari gunung.

Sekretaris Kecamatan Pinembani, Wisseman menggungkapkan, warga yang terdampak saat ini mengungsi di desa-desa tetangga yang lebih aman. Warga belum berani kembali ke desa mereka lantaran hujan yang masih turun. Ironisnya hingga Rabu malam atau lebih dari sehari musibah terjadi, bantuan apapun belum tersalurkan ke warga. Padahal banjir bandang juga merusak kebun-kebun milik warga yang menjadi sumber pangan dan ekonomi warga desa.

"Untuk bantuan logistik belum ada, kami juga baru terima laporan dari warga yang turun gunung," ungkap Wisseman kepada Liputan6.com, Rabu malam (4/3/2020).

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Desa Terpencil

Banjir bandang membawa material lumpur setinggi 50 cm, selain juga batang-batang kayu dan bebatuan dari gunung. Banjir bandang dan longsor menerjang Desa Bambakanini, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala. (Liputan6.com/ Heri Susanto)

Akses ke Desa Bambakanini, kata Wisseman, selama ini memang sulit apalagi saat hujan seperti saat ini. Desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sigi itu hanya bisa diakses melewati lereng-lereng gunung curam. Desa yang terletak di atas pegunungan sebelah barat Kota Palu dan selatan Donggala itu juga tidak ada jaringan telekomunikasi, sehingga menyulitkan akses informasi. Selain kebutuhan pangan, warga juga membutuhkan bantuan pakaian dan selimut.

"Desa itu (Bambakanini) salama ini sangat terpencil. Apalagi dengan musibah itu, semakin terisolasi. Kami sendiri masih berusaha masuk ke Desa itu. Kami berharap bantuan segera datang," kata Wisseman.

Sementara itu bantuan untuk warga dari Pemerintah Kabupaten Donggala, ditargetkan baru akan masuk ke Desa Bambakanini paling cepat pada hari ini, Kamis, 5 Maret.

"Kami targetkan bantuan secepatnya bisa diterima warga. Kami juga mengupayakan alat berat ke lokasi untuk membuka akses jika diperlukan," kata Bupati Donggala, Kasman Lassa kepada Liputan6.com, Rabu malam (4/3/2020).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya