Rupiah Melemah karena Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Turun Jadi 4 Persen

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak melemah di tengah bervariasinya mata uang regional.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Mar 2020, 11:35 WIB
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan ini karena pemerintah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (5/3/2020), rupiah dibuka di angka 14.120 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.112 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke 14.175 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.120 per dolar AS hingga 14.176 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah tertekan 2,19 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.168 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.171 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak melemah di tengah bervariasinya mata uang regional.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen stimulus dari bank sentral sebenarnya masih menjadi sentimen positif untuk aset berisiko.

"Namun demikian, isu pelambatan pertumbuhan ekonomi seperti yang dinyatakan oleh pihak pemerintah sendiri bahwa ekonomi Indonesia mungkin tumbuh di bawah 5 persen, bisa menjadi penekan rupiah," ujar Ariston dikutip dari Antara.

Menteri BUMN Erick Thohir pada Rabu kemarin memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan terkoreksi dari sebelumnya di atas 5 persen menjadi sekitar 4 persen.

Ariston memprediksi rupiah hari ini bergerak di kisaran 14.110 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Cuma 4 Persen

Seorang pria mengambil gambar suasana gedung bertingkat di kawsan Jakarta, Kamis (26/12/2019). Pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan di kisaran 5,2%, berada di bawah target APBN 2020 sebesar 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 5 persen. Menurut dia, pertumbuhan itu terjadi akibat gejolak ekonomi global, termasuk mewabahnya virus Corona ke Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi saya rasa Indonesia akan koreksi yang tadinya 5 persen lebih, (jadi) 4 lebih, tapi 4 persen masih bagus loh kalau kita lihat negara-negara lain," kata Erick di Jakarta, seperti ditulis Kamis (5/3/2020).

Dia mengatakan perlambatan ekonomi pasti terjadi. Bahkan tak hanya di Indonesia, di negara-negara lain pun demikian. Menurut dia, sektor perdagangan saat ini yang paling terancam akibat terjadinya perang dagang, ditambah meluasnya virus Corona asal China. 

"Apakah yang namanya perang dagang ataupun hari ini yang dibilang Coronavirus juga suka tidak suka dihadapi," kata dia.

Erick melanjutkan, meski pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan merosot, masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga pernah jatuh pada krisis 1998.

Tak hanya itu, bahkan pada 2006 sampai dengan 2008 ekonomi Indonesia juga dalam keadaan tertekan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa pulih dan berada stagnan di kisaran 5 persen hingga sekarang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya