Pecah Telur, Aset Bank Mega Tembus Rp 100 Triliun

Direktur Utama TK Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengapresiasi kinerja anak buahnya yang dinilai berkontribusi besar terhadap kinerja positif perusahaan sepanjang 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2020, 17:30 WIB
Bank Mega membukukan laba bersih sebesar Rp 2 triliun sepanjang 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama TK Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengapresiasi kinerja anak buahnya yang dinilai berkontribusi besar terhadap kinerja positif perusahaan sepanjang 2019. Total aset yang berhasil dibukukan Bank Mega pada 2019 mencapai Rp 100 triliun atau naik 20 persen dibandingkan 2018 yang tercatat Rp 82 triliun.

"Pertama kali kita pecah telor, hingga Rp 100 triliun," tegas dia dalam Bank Mega Expose 2020 di Kawasan Tendean, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Selain itu, pertumbuhan kredit Bank Mega juga cukup baik, di tengah lesunya perekonomian global, akibat perang dagang dan sentimen lainnya. "Kredit Bank Mega tumbuh sangat besar, dibandingkan bank konvensional yang hanya tumbuh di angka 6 persen," ujar dia.

Selain itu, Bank Mega juga melaporkan pertumbuhan kredit sebesar 25 persen menjadi Rp 53 triliun dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar Rp 42 triliun. "Kuncinya ada di pengawasan manajemen risiko, kita tingkatkan betul," imbuh Kostaman.

Namun kostman menyadari bahwa di 2020 ancaman terkait ketidakpastian ekonomi global masih membayangi. "Untuk itu, kita lebih selektif dan kita berikan kredit ke perusahaan yang terpercaya," tandasnya.


Bank Mega Cetak Laba Rp 2 Triliun Sepanjang 2019

Bank Mega Tbk berhasil menorehkan catatan positif sepanjang 2019 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 2 triliun, atau tumbuh sebesar 25 persen. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Selain itu total aset yang berhasil di raup bank mega mencapai Rp 101 triliun atau naik 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya terhimpun Rp 84 triliun.

Presiden Direktur Bank Mega Tbk Kostaman Thayib dengan bangga menyebut bahwa prestasi yang dicapai perusahaannya. Tidak lepas dari campur tangan induk perusahaaan CT Corporation, yang berhasil menciptakan ekosistem yang mendukung kinerja positif bank Mega.

"Kami sudah membangun sejak di ambil oleh Ct Corp. Sejak tahun 1996, di mana fondasi yang kuat. Membuat kami tahan goncangan dari krisis dunia," tegas bos bank Mega di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (5/3). 

Dalam kesempatan itu, ia juga membeberkan enam tips yang membuat kinerja perusahaannya moncer di tengah perlamabatan ekonomi dunia akibat virus Covid-19 atau virus corona.

Pertama, meningkatkan pengawasan akan manajemen resiko. Kedua, penyaluran kredit hanya di berikan pada perusahaan besar yang mempunya reputasi dan kemampuan membayar kredit.

Ketiga, dana pihak ketiga (DPK) dengan tetap memfokuskan dengan dana murah. Keempat, peningkatan profit lebih utama di banding aset. Kelima, transformasi ke arah digital. Dan keenam, sumber daya manusia yang berkualitas dan adaptif.

"Ini yang membuat pertumbuhan bank Mega, bisa bersiang dengan bank konvensional," pungkas nya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya