Belum Ada Regulasi, Petani Beras Sehat Sulit Pasarkan Produk

Saat ini hanya ada tiga klasifikasi yaitu beras premium, organik, dan indigo. Sehingga untuk beras sehat masuk dalam beras organik.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Mar 2020, 15:00 WIB
Pekerja berstirahat di samping karung beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2020 Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog siap mengamankan pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,7 juta ton. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Perkumpulan Petani (PP) Gapsera Sejahtera Mandiri Desa Rejosari, Seputih Raman, Lampung Tengah menggalakkan produksi Berasera. Berasera merupakan beras sehat yang diproduksi oleh para petani yang tergabung dalam Gapsera Sejahtera Mandiri.

Ketua Gapsera Sejahtera Mandiri, Sukarlin, menjelaskan bahwa produk barsera telah mendapatkan sertifikat produk pangan aman dari PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo).

"Kita sudah not detected residu, dari 16 item kita bebas racun, bebas pestisida kimia," ujarnya seperti ditulis Jumat (6/3/2020).

Kendati demikian, Sujarlin menyayangkan belum adanya regulasi atau prosedur untuk sertifikasi beras sehat. Ia menyebutkan, hanya ada tiga klasifikasi yaitu beras premium, organik, dan indigo. Sehingga berasera sementara masuk dalam beras organik.

"Untuk non-pestisida ini karena pemerintah belum punya legalitas menyatakan beras ini beras sehat. Adanya hanya beras premium, beras organik, sama indigo geografis integrated seperti beras merah," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Rp 60 Ribu

Pekerja memanggul karung beras Bulog di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2020 Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog siap mengamankan pasokan beras di seluruh wilayah Indonesia mencapai 1,7 juta ton. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebagai informasi, dalam satu musim panen Gapsera bisa menghasilkan 150 ton gabah kering, atau 60 ton beras. Kemudian beras PT Gapsera dengan berat 5 kg dijual dengan kemasan seharga Rp 60 ribu.

Barsera kemudian dijual ke seluruh lampung, dan sesekali sampai ke luar kota. "ini dijual sudah ke seluruh lampung, cuma ada satu dua ke bogor," katanya.

Ke depannya, Sukarlin menyatakan keinginannya untuk dapat ekspor berasera. Hanya saja sementara semuanya masih mengalami kendala terkait fasilitas.

"Kalaupun ada yang memfasilitasi, kalau mungkin pihak karantina dan pihak pihak dari dinas itu, sangat ingin kita untuk ekspor," tandasnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya