Mencicipi Lezatnya Rabeg, Makanan Favorit Para Sultan Banten

Di tengah cita rasa rempah seperti pala, cengkeh dan kayu manis, membalut lezatnya jeroan usus dan hati kambing dengan daging kambing yang empuk sedap disantap. Banyak versi terkait asal mula pembuatan makanan rabeg tersebut.

oleh Liputan Enam diperbarui 09 Mar 2020, 07:00 WIB
Rabeg, olahan daging kambing. (Sumber Foto: miasidqi/Instagram)

Liputan6.com, Serang - Rabeg merupakan hidangan khas Banten ini lahir dari perkawinan antara kuah gurih manis dengan segarnya serai dan daun jeruk.

Di tengah citarasa rempah seperti pala, cengkeh dan kayu manis, membalut lezatnya jeroan usus dan hati kambing dengan daging kambing yang empuk sedap disantap.

Selain rasanya yang lezat dan gurih, makanan ini juga sarat akan sejarah Banten Kesultanan Banten. Banyak versi terkait asal mula pembuatan makanan rabeg tersebut.

"Salah satunya, ketika Raja Banten Sultan Maulana Hasanuddin menunaikan ibadah haji. Saat itu, Sultan Hasanuddin melewati sebuah kota dan menepi di pelabuhana di tepi Laut Merah, kota tersebut bernama Rabiq (juga dieja sebagai Rabigh)," dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, 6 Maret 2020.

Kota itu adalah sebuah kota kuno yang sebelumnya bernama Al Johfa. Pada awal abad ke-17, kota ini hancur karena ombak, dan dibangun kembali menjadi kota indah dengan nama baru Rabiq.

Sultan Banten sangat terkesan dengan keindahan kota itu. Beliau juga sempat bersantap dengan lahap di kota tersebut setelah berminggu-minggu mengarungi samudera.

"Sepulang dari Makah, kenangan tentang kota Rabiq di tanah suci itu membuat Sultan memerintahkan juru masak istana kesultanan Banten untuk memasak daging kambing. Karena tidak ada yang tahu bagaimana cara memasak kambing seperti di Tanah Suci, juru masak pun mengira-ngira sendiri masakan kambing yang khas. Tetapi, Sultan malah sangat menyukainya," jelas laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, 6 Maret 2020.

 

Simak Video Pilihan Berikut:


Kambing Lezat Nan Harum

Sejak itu, masakan kambing empuk yang gurih dan beraoma harum itupun menjadi sajian wajib di istana kesultanan. Resep masakan khas itu pun perlahan diketahui oleh masyarakat, dan menjadi sajian populer yang wajib hadir di setiap acara hajatan, seperti pernikahan, selamatan dan aqiqahan.

Tak pelak lagi, nama Rabiq pun melekat pada masakan itu. Dalam perkembangannya, Rabiq pun berubah nama menjadi Rabeg dengan menyesuaikan ejaan masyarakat Banten.

Hingga sekarang, Rabeg masih menjadi sajian populer di tengah masyarakat Banten.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, di Serang pun banyak warung dan rumah makan yang menyajikan masakan ini. Ada rumah makan yang menyajikan rabeg dari daging dan jerohan kambing, ada pula yang hanya menyajikan rabeg dari daging dan iga kambing.

Masakan khas Arab-Banten ini dapat ditemukan di Serang dan Cilegon, Provinsi Banten. Anda dapat mencari warung tenda dengan tulisan "Rabeg".

Namun, ada beberapa tempat yang memang sudah sering dikunjungi dan terkenal di masyarakat.

Tempat-tempat tersebut yakni di Serang ada Pondok Makan Endah Sari di Jalan Jenderal Sudirman, dan Rumah Makan Rabeg H. Naswi di Jalan Raya Mayor Syafe’i seberang rumah tahanan Kota Serang.

Di Cilegon, Warung Rabeg Mang Sam di Komplek Arga Baja Pura, Jalan Argaraya E.1 No.10 Kotasari, Grogol, Kota Cilegon. (Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya