Liputan6.com, Jakarta - Media sosial memudahkan masyarakat dalam mencari informasi. Namun, informasi yang bermunculan di media sosial tidak sepenuhnya benar dan dapat dipercaya.
Banyak yang justru membuat masyarakat tersesat. Jika tidak hati-hati, masyarakat bisa terjebak dan percaya dengan kabar palsu alias hoaks.
Advertisement
Tentunya, hoaks ini disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan punya tujuan tertentu. Lalu bagaimana caranya agar bisa mengetahui sebuah informasi hoaks atau fakta.
Dilansir dari situs kominfo.go.id, Ketua Masyarakat Anti Hoax Indonesia, Septiaji Eko Nugroho menguraikan 5 langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoaks dan mana berita asli.
Berikut penjelasannya:
1. Waspada judul provokatif
Berita hoaks seringkali menggunakan judul sensasional dan provokatif. Misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoaks.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
Advertisement
2. Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari situs atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya. Apakah dari institusi dan lembaga atau sebaliknya. Ada baiknya Anda jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pihak-pihak yang tidak kredibel.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
Advertisement
4. Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan mengunggah foto ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan. Selain google image, ada situs lainnya bisa digunakan untuk menelusuri foto, di antaranya Yandex, TinEye, dan Bing.
5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi antihoaks. Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.
Advertisement