Liputan6.com, Jakarta - Jumlah positifvirus corona di Indonesia berlipat dalam kurang dari sepekan. Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dua WNI positif corona, Senin, 2 Maret 2020 yang sekaligus menandai kasus COVID-19 pertama di Indonesia.
Kabar teranyar pada Jumat, 6 Maret 2020, terdapat dua pasien baru positif virus yang disebut berasal dari Wuhan, Tiongkok ini, tengah dirawat di RSPI Sulianto Saroso, Jakarta. Sejak penyebaran wabah corona beberapa bulan lalu, beberapa sektor turut terdampak, satu di antaranya pariwisata.
Baca Juga
Advertisement
Lantas, apakah pariwisata Nusantara mampu bertahan di tengah guncangancorona? Terkait hal ini, Hermawan Kartajaya, founder dan chairman MarkPlus Inc., sebuah perusahaan konsultan marketing, menyampaikan tanggapannya.
"Krisis marketing di travel kena di mana orang-orang disuruh untuk menghindari berkumpul juga travel," kata Hermawan ketika dihubungi Liputan6.com, Rabu, 4 Maret 2020.
Hermawan melanjutkan, jika ditilik dari segi marketing, krisis ini salah satunya meliputi jangka pendek. Adalah dengan mampu survive atau bertahan baik dari pihak hotel, maskapai, serta industri lain yang turut terlibat di dalamnya.
"On crisis, seluruh stakeholder pariwisata berkolaborasi agar dapat survive, begitu pula dengan pemerintah pusat dan daerah, industri, serta bisnis," lanjutnya.
Ia melihat pemerintah telah berupaya keras dan tanggap menghadapi krisis di dunia pariwisata yang terdampak corona. Di beberapa sektor pun kini diberikan banyak diskon agar tetap berjalan.
"Bukan hanya turun harga, tetapi pemeriksaan juga harus betul-betul dijaga, begitu pula dengan safety dan healthy," ungkap Hermawan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pentingnya Post-Crisis
Dikatakan Hermawan, sasaran pada tourism lokal yang saat ini telah merujuk pada sustainable atau berkelanjutan, di mana mereka tidak ingin bepergian terlalu jauh. Hal tersebut diantisipasi lewat post-crisis.
Setelah melancarkan berbagai upaya untuk bertahan di tengah krisis, langkah selanjutnya yakni menekankan pada pentingnya langkah yang diambil ketika post-crisis.
"Post-crisis penting, setelah bertahan menuju future bukan hanya near future tetapi mendapatkan kesempatan dari crisis time dan juga pentingnya keselamatan," katanya.
Di masa seperti ini khususnya di tengah corona, yang jadi sorotan adalah quality tourism, di mana tak banyak yang datang berkunjung, tetapi lebih kepada besarnya uang yang wisatawan keluarkan saat pelesir.
"Karena nature, culture dapat menggerakkan ekonomi," ungkap Hermawan.
Setelah melancarkan pertahanan dapat kembali menggerakkan geliat pariwisata Nusantara, persiapan untuk post-crisis dengan beberapa ciri persiapan.
"Wisatawan Nusantara tidak pergi jauh-jauh, maka mempersiapkan digalakkan pariwisata dari kabupaten dan provinsi sendiri, lalu safety dan security tentu dua hal yang dicari," kata Hermawan.
Selain itu, perjalanan juga penting untuk memberikan value dan pengalaman berkualitas kepada wisatawan. Hal tersebut dilakukan agar memberikan kenyamanan dan menghindari adanya trauma.
Advertisement