Pengaruh Diet pada Tinja dari Kacamata Sains

Dengan melakukan diet atau rencana makan sehat artinya Anda perlu mempersiapkan perubahan gerakan usus.

oleh Melly Febrida diperbarui 07 Mar 2020, 18:00 WIB
Makanan untuk Diet (Sumber: iStock)

Liputan6.com, Jakarta Diet yang kita lakukan, termasuk apa yang kita makan tentu akan dikeluarkan dalam bentuk tinja. Dengan mengubah pola makan atau mencoba makanan baru bisa berdampak pada seberapa sering Anda buang air besar.

“Saya berpikir itu kurang tabu untuk membicarakan tentang kotoran kita. Ada beberapa perubahan yang dapat terjadi dengan tinja kita yang mungkin merupakan indikasi dari sesuatu yang lebih menyeramkan, ”kata Isa Robinson, seorang Ahli Gizi Terdaftar seperti dilansir She Knows.

Menurut Robinson, dengan melakukan diet atau rencana makan sehat artinya Anda perlu mempersiapkan perubahan gerakan usus.

Beberapa diet yang saat ini populer dan apa kata para profesional dengan dampaknya ke kotoran yang dikeluarkan?

1. Mediterania

Diet Mediterania diperkenalkan pada 1960-an, setelah para ilmuwan menghubungkan masa hidup yang lebih lama di negara-negara Mediterania dengan diet harian mereka.

Ilmuwan menyimpulkan individu yang tinggal di negara-negara seperti Yunani dan Italia mengkonsumsi makanan terutama sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan sedikit daging merah dan produk susu. Dengan kata lain, diet tinggi serat larut.

“Serat larut ditemukan dalam kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, kacang polong, dan buah-buahan, seperti apel dan pir. Serat larut membantu menjaga kotoran Anda tetap lunak, tetapi tetap terbentuk, ” kata Samantha Cassetty, MS, RD, pakar nutrisi dan kesehatan dengan praktik konseling virtual di New York City.

Menurutnya diet ini membuat kotoran lebih mudah keluar.

2. Vegetarian

Tak mengonsumsi daging merupakan cara yang bagus untuk menjaga agar teratur buang air besar dan sehat. Karena diet vegetarian terdiri dari sayuran dan buah-buahan, konsumsi serat yang jauh lebih tinggi ketimbang diet karnivora.

“Salah satu dari banyak manfaat serat adalah menambahkan serat ke dalam tinja, membantu semuanya lewat. Serat dapat memberikan dorongan kecil yang menyenangkan, ”kata Robinson.

3. Vegan

Sama seperti diet vegetarian, menjadi vegan akan meningkatkan pergerakan usus dan keteraturannya. Dan dengan pola makan vegan yang selangkah lebih maju dan mengurangi susu dan telur, waktu Anda di kamar mandi kemungkinan akan lebih mudah dan lebih cepat.

Namun, Robinson menunjukkan bahwa makan makanan seimbang yang teratur itu penting, terutama ketika mengkonsumsi makanan yang membatasi banyak makanan dengan makanan seimbang.

“Saya biasanya berbicara tentang memasukkan tiga protein makronutrien, karbohidrat, lemak, dan beberapa buah atau sayuran juga,” imbuh Robinson.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:


4. Paleo

ilustrasi diet makan sayur/Photo by Louis Hansel on Unsplash

Diet paleo, juga dikenal sebagai diet manusia gua, yang memungkinkan Anda mengonsumsi daging sebanyak mungkin.

Makan daging cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna tetapi Robinson mengatakan menyeimbangkannya dengan mengonsumsi buah dan sayuran dengan diet ini, akan membantu mengatasi konstipasi.

5. Keto

Diet keto sangat menekankan pada konsumsi protein dan lemak, tetapi membatasi asupan karbohidrat di bawah 40 gram per hari. Tapi di sinilah yang membuat pelaku diet mengalami masalah.

"Karena diet keto secara drastis menghilangkan karbohidrat, sangat sulit untuk mencapai target serat Anda dan karenanya, mungkin sulit untuk mempertahankan pergerakan usus yang teratur," kata Robinson.

Dan karena diet keto menghilangkan begitu banyak makanan nabati yang menyediakan zat-zat yang berhubungan dengan kesehatan usus, kata Robinson, para pelaku diet keto sering mengeluhkan sembelit.

Kini, apapun diet yang Anda pilih, ahli gizi mengingatkan pentingnya mengonsumsi keseimbangan makanan sehat yang dikemas dengan serat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya