Liputan6.com, Jakarta - Jubir Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyebutkan ada satu orang WNI ABK yang memilih tetap berada di kapal Diamond Princess di saat WNI lainnya dievakuasi ke Indonesia. ABK tersebut bertahan karena bekerja sebagai juru mesin kapal.
"Yang bisa kita ajak pulang hanya 69 orang karena ada 1 orang yang memilih tetap berada di kapal karena dia termasuk tenaga inti untuk mengoperasikan kapal untuk kembali ke pangkalannya di Seattle," kata Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu (7/6/2020).
Advertisement
"Dia adalah juru mesin yang menjadi tenaga inti, sehingga kapal ini kembali ke Seattle dengan awak minimal kurang lebih sekitar 50 orang," sambung dia.
Yurianto menjelaskan, 1 ABK tersebut te telah teken surat pernyataan bahwa akan melanjutkan pekerjaannya sebagai juru mesin. Pemerintah memaklumi hal tersebut. Lagi pula, observasi WNI dari Diamond Princess bukan paksaan.
"Kita tidak bisa menolak ini, karena pengungsian ini sifatnya bukan mandatory, karena harus menandatangani kesediaan, untuk dijemput dan kesediaan untuk diobservasi," tuturnya.
"Jadi bukan mandatory yang mengharuskan, nah satu orang memang dia tenaga inti dari ruang mesin sehingga dia tidak bisa ikut pulang dan dia sendiri yang memutuskan untuk tidak pulang," tandas Yurianto.
Untuk diketahui, pemerintah telah mengevakuasi 69 WNI dari kapal pesiar Diamond Princess. Mereka semua diobservasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kondisi 5 ABK Membaik
Pada kesempatan yang sama, Yurianto menyebutkan kondisi lima WNI ABK Diamond Princess makin membaik. Pemerintah pun berencana memulangkan lima orang WNI yang kini masih dirawat di rumah sakit Jepang karena positif Corona itu.
"Kemarin sudah ada satu yang sampai ke Tanah Air dengan selamat dan hari ini ada dua yang sudah tinggal menunggu boarding dan akan terbang ke Indonesia. Artinya dari 9 itu sudah ada empat yang kembali ke Tanah Air ditambah yang 2 nanti akan boarding itu dan 1 yang sudah sampai berarti sisa tinggal 5," kata Yurianto.
Pemerintah terus menjalin komunikasi dengan pihak terkait mengenai kepulangan lima WNI ABK itu. Kemungkinan, beberapa hari ke depan bisa pulang ke Tanah Air. Meski begitu, dia belum memastikan apakah kelima WNI itu sudah sembuh total.
"Kalau belum diketahui, belum sembuh ya belum boleh pulang. Harus, itu mutlak dan itu akan dibawa di dalam surat keterangan dokter yang memulangkan," ucap Yurianto.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com
Advertisement