Ridwan Kamil Klaim Harga Gula di Jawa Barat Masih Normal

Terkendalinya harga gula ini disebabkan oleh keberhasilan langkah Pemprov Jabar untuk memastikan stok gula tercukupi.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2020, 19:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa harga jual produk gula di sejumlah pasar wilayahnya masih terkendali. Hal ini menurutnya disebabkan oleh keberhasilan langkah Pemprov Jabar untuk memastikan stok gula  tercukupi.

"Tapi Jawa Barat terkendali, karena gerak cepat. Dari laporan harian kita langsung tindak, di Jabar belum ada kenaikan," tegas pria yang kerap disapa Kang Emil di Komplek Gedung Sate, Bandung, Minggu (8/3/2020)

Selain itu, pihaknya mengklaim masih terus  berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan sejumlah importir untuk memastikan stok gula tercukupi jelang bulan suci Ramadan, sehingga dapat mencegah adanya kenaikan harga jual gula di wilayah Jabar.

"Ujung dari semua proses ini memastikan harga yang di beli ibu-ibu terjangkau," imbuh nya.

Kang Emil kemudian menyebutkan apabila terdapat kenaikan harga gula di wilayahnya. Ia beserta jajarannya akan menggelar operasi pasar untuk menekan harga jual gula di pasaran.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rencana Impor Gula

Sejumlah bahan alami bisa digunakan sebagai pemanis alternatif pengganti gula. (Foto: Unsplash)

Sebelumnya, Direktur Utama BUMN bidang agroindustri dan farmasi, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Eko Taufik Wibowo mengajukan impor gula sebanyak 250 ribu ton. Pengajuan impor ini dilakukan untuk mempersiapkan stok jelang puasa dan Lebaran 2020.

"Kita ajukan impor sekitar 250 ribu ton. Di pasaran itu bukan nggak ada ya, tapi memang agak langka," ujar Eko di Kementerian BUMN, Jumat (6/3).

Saat ini, pihaknya masih menunggu izin dari pemerintah lewat rapat koordinasi terbatas. Setelah direstui, nantinya izin akan dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. Diharapkan, impor gula tersebut bisa masuk ke Indonesia di awal April 2020 untuk mengantisipasi gejolak harga.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya