Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona masih bergentayangan dan membayangi ekonomi dunia. Pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyatakan, IHSG pekan ini masih akan terkoreksi dengan pola koreksi di awal namun berpeluang rebound menguat di akhir pekan.
"Support IHSG sepekan adalah 5.431 sampai 5.288 dan resistence di level 5.577 sampai 5.715," ujar Hans sebagaimana dikutip Liputan6.com dalam keterangannya, Senin (9/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
Hal tersebut, disebutkan Hans, disebabkan oleh kekhawatiran pasar saham dunia karena virus Corona berpotensi menjadi pandemik. Gara-gara Corona, The Fed sampai melakukan pemangkasan suku bunga acuan 50 basis point menjadi 1,25 persen hingga hari ini.
Lebih lanjut, perekonomian AS juga diperkirakan akan lebih buruk dari sebelumnya imbas penyebaran virus ini.
"Yield obligasi Amerika dengan tenor 10 tahun turun ke level 1 persen (0,9060 persen), yang merupakan angka terendah sepanjang sejarah," lanjut Hans.
Penurunan yield juga mengindikasikan orang-orang menjual instrumen beresiko dan beralih ke instrumen yang lebih aman, seperti obligasi Amerika di atas 10 tahun dan emas. Dolar AS juga menjadi pilihan, namun sempat mengalami pelemahan.
Saksikan Video Pilihan di Berikut Ini:
Harapan ke The Fed
Oleh karenanya, pelaku pasar Amerika berharap The Fed kembali memangkas suku bunga untuk menangani ancaman akibat Corona. Sebelumnya, Bank of Canada memotong suku bunga dari 1,75 persen menjadi 1,25 persen.
"Pelaku pasar uang di zona euro mengatakan peluang 90 persen ECB akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 10 basis poin. Demikian dengan Jepang yang akan menawarkan likuiditas melalui operasi pasar dan pembelian aset," lanjut Hans.
Dengan ini, Hans juga merekomendasikan agar pelaku pasar dengan horizon investasu lebih dari 1 tahun untuk mencicil beli ketika IHSG turun di bawah 5.300.
Advertisement