Di Tengah Wabah Virus Corona, Politikus Jepang Lelang Masker Rp 1,2 Miliar

Politikus Jepang mengaku menyesal karena mendulang uang dari menjual masker dengan mahal.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Mar 2020, 16:55 WIB
Ilustrasi: Warga saat membeli masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020). Pemerintah resmi mengumumkan dua pasein ibu (64) dan anak (31) terinfeksi wabah virus corona COVID-19 setelah berinteraksi dengan Warga Negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Shizuoka - Seorang anggota dewan lokal di Shizuoka meminta maaf karena menjual masker dengan harga mahal. Politikus Hiroyuki Morota (53) meraup hingga 8,9 juta yen (Rp 1,2 miliar) dari aksi ini.

Dilaporkan Kyodo News, Senin (9/3/2020), Morota mendapatkan masker itu ketika ada wabah MARS beberapa tahun lalu. Ketika masker kembali diburu akibat Virus Corona (COVID-19), Morota menjualnya kembali dengan metode lelang online.

Ia menjual 2.000 masker dalam bentuk paket pada 4 Februari lalu, dengan harga lelang sekitar 30 ribu yen (Rp 4,1 juta) hingga 170 ribu yen (Rp 23,7 juta).

Morota mengaku menyesali aksinya yang tak terpuji, apalagi ia seorang wakil rakyat.

"Saya punya tanggung jawab moral dan saya menyesal bahwa saya tak memiliki pertimbangan sebagai seorang anggota dewan," ujar Morota dalam konferensi pers.

Selain aktif sebagai anggota dewan, Morota juga seorang pengusaha yang menjual barang impor China. Kini ia berjanji menggunakan keuntungan dari lelang masker itu untuk melawan Virus Corona di Prefektur Shizuoka.

Jepang memproduksi masker sendiri, tetapi juga banyak mengimpor dari China. Stok di Jepang pada akhir Januari lalu mencapai 1 miliar, tapi ludes pada pekan pertama Februari.

Kasus Virus Corona di Jepang juga sudah meningkat melebihi seribu kasus. Mayoritas pasien berasal dari Kapal Pesiar Diamond Princess.

(1 yen = Rp 139)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kasus Virus Corona di Jepang Tembus 1.000, Upacara Peringatan Gempa Dibatalkan

PM Jepang Shinzo Abe usai memimpin peringatan serangan bom atom di Hiroshima Peace Memorial Park, pusat kota Hiroshima, Selasa (5/8/2019). Pemerintah Jepang menggelar peringatan jatuhnya bom atom di Kota Hiroshoma 74 tahun lalu yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. (Kyodo News via AP)

Penyebaran Virus Corona turut membuat pemerintah Jepang membatalkan upacara peringatan gempa Tohoku yang jatuh pada 11 Maret mendatang. Gempa itu terjadi pada 2011 dan turut menghantam lokasi nuklir.

Rencananya, 700 pejabat senior pemerintah dan anggota dewan di Jepang akan hadir, tetapi Perdana Menteri Abe Shinzo dilaporkan akan mengumumkan pembatalan acara pada Jumat besok.

Olimpiade Tokyo 2020 juga menjadi terancam Virus Corona. Pasalnya, pemerintah Jepang tidak membolehkan masyarakat berkumpul dalam jumlah besar. Sekolah-sekolah pun tutup dan banyak kantor menyarankan pegawai kerja dari rumah.

Pemerintah Jepang sejauh ini masih belum membatalkan Olimpiade 2020. Jadwal Olimpiade pada 24 Juli pun masih berjalan sesuai rencana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya