Uni Eropa Pertimbangkan Tampung 1.500 Anak-Anak Pengungsi di Yunani

Pihak berwenang di Jerman mengatakan bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk menampung hingga 1.500 anak-anak migran yang saat ini berada di Yunani.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Mar 2020, 17:17 WIB
Anak-anak bermain di sebuah jalan di luar kamp pengungsi Eleonas di Athena (20/11/2019). Yunani akan menutup tiga kamp migran terbesarnya di pulau-pulau yang menghadap Turki, dan menggantinya dengan fasilitas baru yang lebih ketat untuk identifikasi, relokasi dan deportasi. (AFP/Louisa Gouliamaki)

Liputan6.com, Berlin- Para migran telah berulang kali berupaya melewati perbatasan Yunani selama pekan lalu. Bahkan, bentrokan gas air mata dari polisi Yunani dan meriam air dikerahkan untuk mendorong mereka berhenti.

Pihak berwenang di Jerman mengatakan pada Senin (9/3/2020), Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk menampung hingga 1.500 anak-anak migran yang saat ini berada di kamp pengungsian Yunani.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Jerman mengatakan, "Solusi kemanusiaan sedang dinegosiasikan di tingkat Eropa untuk 'koalisi yang bersedia' untuk menampung anak-anak ini."

Lalu menambahkan, "Berlin siap mengambil upaya yang sesuai."

Pemerintah Jerman juga menyampaikan, "Kami ingin mendukung Yunani dalam situasi kemanusiaan yang sulit dari sekitar 1.000 hingga 1.500 anak-anak di pulau-pulau Yunani," kata Pemerintah Jerman, usai adanya perundingan antara para pimpinan Chancellor Angela Merkel's right-left coalition, yang berlangsung selama lebih dari tujuh jam, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kebutuhan Perawatan

Seorang imigran bersama anaknya berjalan menyusuri rel kereta api saat perjalanan menuju Gevgelija, wilayah perbatasan Macedonia-Yunani, Kamis (9/7). Mereka menempuh ribuan kilometer agar dapat mengejar kereta tujuan Serbia (AFP PHOTO/Robert ATANASOVSKI)

Dengan kebutuhan perawatan medis yang mendesak, kepedulian atas anak- anak di bawah umur telah tumbuh termasuk untuk mereka yang tidak dalam asuhan orang dewasa.

Dalam beberapa hari terakhir, panggilan telah berdatangan untuk negara-negara Eropa lain untuk menangani anak-anak migran tersebut, dengan situasi tekanan kuat yang dihadapi Yunani setelah Turki berhenti mencegah migran dari berangkat ke wilayah Uni Eropa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya