Liputan6.com, Jakarta Pasar saham dunia dan Indonesia anjlok pada perdagangan hari ini. Kondisi dipicu kekhawatiran jatuhnya perekonomian akibat wabah Virus Corona dan perang harga minyak.
Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen memastikan jika pihaknya terus memantau dengan cermat dan hati-hati terkait dengan kondisi pasar modal nasional, regional maupun global.
"OJK siap mengeluarkan kebijakan yang diperlukan pada saat OJK menilai bahwa perlu dilakukan kebijakan tertentu menyikapi dinamika pasar selanjutnya,” ujar dia di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan data OJK, hingga akhir perdagangan sesi I, IHSG berada pada level 5.266,29 atau melemah 4,22 persen terhadap penutupan T-1 yang berada di level 5.498,54.
Rupiah berada di level 14.364 per Dolar AS atau melemah 0,84 persen terhadap penutupan T-1 yang berada pada level 14.243.
Investor asing di pasar saham mencatatkan net sell sebesar Rp215,12 miliar, dengan nilai perdagangan pada sesi I mencapai Rp2,96 triliun.
Mayoritas nilai tukar mata uang di kawasan Asia tercatat melemah. Ringgit (-0,90 persen), Dollar Singapura (-0,44 persen), Baht (-0,42 persen), Peso (+0,03 persen), Yen (+2,51 persen), Yuan (-0,15 persen), Dollar Taiwan (-0,18 persen) dan Dollar Hongkong (+0,00 persen)
Indeks di kawasan Asia yang diamati terpantau melemah di perdagangan siang. Nikkei (-5,67 persen), STI (-4,39 persen), Hangseng (-3,50 persen), Shanghai (-2,41 persen),KOSPI (-4,11 persen), SET (-5,85 persen).
Saksikan video di bawah ini:
Indeks Saham Dunia Anjlok Dipicu Kekhawatiran Jatuhnya Ekonomi Akibat Corona
Pasar saham dunia anjlok pada perdagangan hari ini. Indeks saham Dow Futures di Amerika Serikat turun lebih dari 1.000 poin akibat kekhawatiran jatuhnya perekonomian akibat wabah virus corona dan perang harga minyak.
Dikutip dari CNBC, indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1.076 poin, menunjuk ke kerugian lebih dari 1.100 poin pada pembukaan perdagangan Senin. S&P 500 berjangka dan Nasdaq-100 berjangka juga menunjukkan kerugian signifikan pada pembukaan perdagangan Senin.
Baca Juga
Penurunan tajam di pasar berjangka memberi sinyal lebih banyak gejolak di depan setelah minggu roller-coaster yang melihat S&P 500 berayun naik atau turun lebih dari 2,5 persen selama empat hari berturut-turut.
Di tengah gejolak pasar, investor terus mencari aset yang lebih aman di tengah kekhawatiran tambahan bahwa virus corona akan mengganggu rantai pasokan global dan mendorong perekonomian ke dalam resesi.
Hasil pada catatan Treasury 10-tahun benchmark turun sebentar di bawah 0,5 persen, sebelum pulih sedikit ke perdagangan terakhir di 0,5533 persen.
Bursa saham di negara lain juga turun. Indeks saham Jepang Nikkei amblas 5,82 persen, indeks saham Hong Kong HangSeng turun 4,02 persen dan indeks saham Australia AORD anjlok 6,34 persen.
Advertisement