Liputan6.com, Jakarta - Cucu Komisaris PT Pertamina (Persero) Condro Kirono baru saja menjalani prosesi adat tradisional Jawa, Tedak Siten. Prosesi ini digelar ketika anak tengah belajar menjejakkan kaki ke tanah.
Deretan potret Tedak Siten cucu pertama Condro yang bernama Muhammad Rasyid Simatupang terlihat dari unggahan yang dibagikan Mamie Hairdo lewat akun Instagram @mamiehardo.
Rasyid adalah buah hati putri Condro Kirono, Illa Kirono dan sang suami, William Thamrin Simatupang. Berdasarkan keterangan lokasi yang dibagikan, prosesi ini dilaksanakan di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel.
Baca Juga
Advertisement
Upacara adat ini dipersiapkan Mamie Hairdo dengan dekorasi dari Stupacaspea. Adapun busana keluarga dalam prosesi merupakan rancangan Ferry Sunarto.
"The ceremony starts with #speech and #sungkeman to their parents Bp. Condro Kirono and ibu @shantck and Ibu Yetty Pasaribu (Upacara dimulai dengan pidato dan sungkeman pada orangtua Pak Condro Kirono dan Ibu @shantvk dan Ibu Yetty Pasaribu)" tulis Mamie Hairdo di kolom keterangan potret.
Kemudian dilanjutkan dengan mencuci kaki bayi oleh orangtua, yakni Illa dan William sebagai awal dari Tedak Siten. Rasyid melangkah melalui nasi ketan warna-warni, simbol dari tujuh warna ketan.
"1. Merah: keberanian, energi dan pengaruh kuat 2. Putih: kemurnian, kepolosan, perlindungan, kenyamanan 3. Hitam: kecerdasan dan pernyataan yang kuat 4. Kuning: kekuatan dan kemuliaan 5. Biru: kesetiaan dan kedamaian 6. Pink: cinta, kasih sayang, dan optimisme 7. Ungu: lingkungan meditasi yang seimbang," bunyi caption potret prosesi Tedak Siten cucu Condro Kirono.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prosesi Tedak Siten Cucu Condro Kirono
Potret selanjutnya mengabadikan momen ketika bayi Rasyid menuruni tangga setelah menaiki tangga dibantu kedua orangtuanya. Momen ini melambangkan seseorang harus menjalani hidup dengan sukses dan langkah-langkahnya melambangkan tahapan kehidupan yang berbeda.
"Orangtua @illakirono dan @williamthamrin meletakkan kaki Rasyid di tanah upacara ini disebut #tedhaksiti #tedhaksiten #turuntanah. Mereka membasuh jiwa dari kaki menggunakan bunga dan air setaman. Bunga-bunga ini dipercaya membawa pengaruh positif bagi lingkungan," lanjut keterangan potret.
Kemudian, bayi Rasyid ditempatkan di dalam kurangan ayam yang melambangkan keterbatasan dalam hidup. "Dia akan memilih barang dari baskom emas di dalam kurungan. Barang yang dipilih akan mewakili takdirnya," jelasnya.
Kedua orangtua Rasyid menghujani putra mereka dengan air kembang yang melambangkan sang anak memiliki kehidupan yang baik dan membawa nama keluarga dalam cahaya baik.
"Sebagian besar kegiatan melambangkan harapan dan ekspektasi orang tua pada anak ketika ia tumbuh dewasa. Yang paling penting mereka berharap buah hati akan dapat berdiri di atas kakinya sendiri ketika menghadapi tantangan yang dia butuhkan untuk menang untuk mencapai mimpinya," lanjut caption tersebut.
Advertisement