Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini. Pada perdagangan hari ini IHSG terus berada di zona merah bahkan makin anjlok.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin(9/3/2020), IHSG ditutup terperosok 361,73 poin atau 6,58 persen ke posisi 5.136,80. Sementara itu, indeks saham LQ45 melemah 8,26 persen ke posisi 813,75.
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.364,60 dan terendah 5.133,15.
Sebanyak 382 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 43 saham menguat dan 102 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 524.607 kali dengan volume perdagangan 7,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun.
Baca Juga
Advertisement
Investor asing beli saham Rp 431 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.393.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, semuanya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri yang melemah 9,42 persen. Disusul sektor keuangan yang turun perkebunan anjlok 7,92 persen dan sektor industri dasar yang turun 7,35 persen.
Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG terperosok diantaranya MMLP yang turun 34,55 persen ke Rp 108 per lembar saham, OCAP melemah 26,39 persen ke Rp 106 per lembar saham dan IPCC turun 24,78 persen ke Rp 346 per lembar saham.
Saham yang menguat antara lain ESTA naik 70 persen ke Rp 204 per saham, BESS naik 69,52 persen ke Rp 178 per saham dan LPLI naik 31,48 persen ke Rp 71 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Wabah Corona
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir terus melemah. Dalam pembukaan perdagangan Senin (9/3/2020) pagi tadi, nilai gabungan saham anjlok 133,94 poin atau 2,44 persen ke level 5.364,6.
Angka tersebut makin merosot tajam pada akhir sesi I perdagangan hari ini. IHSG tercatat turun 232,25 poin atau 4,22 persen ke 5.266,28.
Dari total 478 saham yang diperdagangkan, hanya 45 emiten diantaranya yang menguat. Sedangkan 84 lainnya stagnan, serta 349 emiten mengalami pelemahan.
Investor asing di pasar saham mencatatkan net sell sebesar Rp 215,12 miliar dengan nilai perdagangan pada sesi I mencapai Rp 2,96 triliun.
Analis Bursa sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai, pergerakan pasar modal yang kian hari terus melemah masih disebabkan oleh penyebaran virus corona yang kini telah menjangkiti lebih dari 100 negara.
"Ya masih karena corona. Wabahnya kan kian masif, itu buat pasar modal terganggu juga," ujar Ibrahim kepada Liputan6.com, Senin (9/3/2020).
Tak hanya di Indonesia, pergerakan indeks di kawasan Asia hingga Senin siang juga terpantau melemah. Seperti yang terjadi di Jepang, indeks acuan Nikkei merah 5,67 persen.
Kasus terparah terjadi di Thailand, dimana indeks di The Stock Exchange of Thailand (SET) merosot tajam ke angka 5,85 persen.
Menanggapi situasi tersebut, Ibrahim mengatakan itu masih diakibatkan oleh penyebaran virus corona yang sudah mewabah secara global.
"Corona kan sekarang udah menimpa banyak sekali negara. Dan itu pengaruhnya ke bermacam hal, seperti infrastruktur, manufaktur, dan sebagainya," ungkap dia.
Advertisement