Virus Corona Menyebar Masif yang Bikin Pasar Saham Rontok

Tak hanya di Indonesia, pergerakan indeks di kawasan Asia hingga Senin juga terpantau melemah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Mar 2020, 16:44 WIB
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir terus melemah. Dalam pembukaan perdagangan Senin (9/3/2020) pagi tadi, nilai gabungan saham anjlok 133,94 poin atau 2,44 persen ke level 5.364,6.

Angka tersebut makin merosot tajam pada akhir sesi I perdagangan hari ini. IHSG tercatat turun 232,25 poin atau 4,22 persen ke 5.266,28.

Dari total 478 saham yang diperdagangkan, hanya 45 emiten diantaranya yang menguat. Sedangkan 84 lainnya stagnan, serta 349 emiten mengalami pelemahan.

Investor asing di pasar saham mencatatkan net sell sebesar Rp 215,12 miliar dengan nilai perdagangan pada sesi I mencapai Rp 2,96 triliun.

Analis Bursa sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai, pergerakan pasar modal yang kian hari terus melemah masih disebabkan oleh penyebaran Virus Corona yang kini telah menjangkiti lebih dari 100 negara.

"Ya masih karena Corona. Wabahnya kan kian masif, itu buat pasar modal terganggu juga," ujar Ibrahim kepada Liputan6.com, Senin (9/3/2020).

Tak hanya di Indonesia, pergerakan indeks di kawasan Asia hingga Senin siang juga terpantau melemah. Seperti yang terjadi di Jepang, indeks acuan Nikkei merah 5,67 persen.

Kasus terparah terjadi di Thailand, di mana indeks di The Stock Exchange of Thailand (SET) merosot tajam ke angka 5,85 persen.

Menanggapi situasi tersebut, Ibrahim mengatakan itu masih diakibatkan oleh penyebaran Virus Corona yang sudah mewabah secara global.

"Corona kan sekarang udah menimpa banyak sekali negara. Dan itu pengaruhnya ke bermacam hal, seperti infrastruktur, manufaktur, dan sebagainya," ungkap dia.


Pasar Saham Rontok, OJK Siap Atasi Lewat Kebijakan

Pasar saham dunia dan Indonesia anjlok pada perdagangan hari ini. Kondisi dipicu kekhawatiran jatuhnya perekonomian akibat wabah Virus Corona dan perang harga minyak.

Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen memastikan jika pihaknya terus memantau dengan cermat dan hati-hati terkait dengan kondisi pasar modal nasional, regional maupun global.

"OJK siap mengeluarkan kebijakan yang diperlukan pada saat OJK menilai bahwa perlu dilakukan kebijakan tertentu menyikapi dinamika pasar selanjutnya,” ujar dia di Jakarta, Senin (9/3/2020).

Berdasarkan data OJK, hingga akhir perdagangan sesi I, IHSG berada pada level 5.266,29 atau melemah 4,22 persen terhadap penutupan T-1 yang berada di level 5.498,54.

Rupiah berada di level 14.364 per Dolar AS atau melemah 0,84 persen terhadap penutupan T-1 yang berada pada level 14.243.

Investor asing di pasar saham mencatatkan net sell sebesar Rp215,12 miliar, dengan nilai perdagangan pada sesi I mencapai Rp2,96 triliun.

Mayoritas nilai tukar mata uang di kawasan Asia tercatat melemah. Ringgit (-0,90 persen), Dollar Singapura (-0,44 persen), Baht (-0,42 persen), Peso (+0,03 persen), Yen (+2,51 persen), Yuan (-0,15 persen), Dollar Taiwan (-0,18 persen) dan Dollar Hongkong (+0,00 persen)

Indeks di kawasan Asia yang diamati terpantau melemah di perdagangan siang. Nikkei (-5,67 persen), STI (-4,39 persen), Hangseng (-3,50 persen), Shanghai (-2,41 persen),KOSPI (-4,11 persen), SET (-5,85 persen).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya