Jamu vs Corona, Ini Penjelasan Ahlinya

Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan kebiasaan orang zaman dahulu. Leluhur sudah membuat jamu agar daya tahan kita kuat dan penyakit tidak masuk seperti virus corona.

oleh Yanuar H diperbarui 11 Mar 2020, 07:00 WIB
Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan kebiasaan orang zaman dahulu. Leluhur sudah membuat jamu agar daya tahan kita kuat dan penyakit tidak masuk seperti virus corona.

Liputan6.com, Yogyakarta - Masyarakat Indonesia seolah kaget dengan jamu yang disebut menjadi penangkal virus corona dengan memborong semua bahan-bahan jamu dan empon-empon. Pengajar dan peneliti Fakultas Farmasi UGM Ronny Martien mengatakan jika jamu merupakan langkah preventif agar terhindar dari virus corona.

"Jamu itu preventif agar kita sehat. Pesannya ya mau selamet ya harus hidup sehat," katanya kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu. 

Ronny menyebutkan jamu dan empon-empon bukan obat virus corona. Tapi rutin minum jamu dapat  meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terhindar dari penyakit. 

"Masalah lifestyle ya harus diperbaiki sebelum minum obat. Virus ini muncul kalau tubuh kita lemah. Jadi ya kita hidupnya sehat saja. Tidak masalah makan atau minum saja, pola hidup kita ya ditata," katanya.

Namun, minum jamu secara berlebihan juga tidak baik. Sebaiknya mengkonsumsi jamu dan empon-empon sesuai dengan kondisi tubuh yang ada.

"Jamu kalo kakean (kebanyakan)  ya tidak apik juga. Diminum kalau butuh saja deh, seminggu dua atau tiga kali," katanya. 

Ronny menyentil soal kebiasaan masyarakat Indonesia ketika sakit. Menurutnya, obat seolah-olah menjadi satu-satunya solusi atau cara ketika sedang  sakit.

"Bukan semua pakai penyembuhan. Kenapa BPJS jebol? Karena sifatnya mengobati tidak ada upaya preventif semua lari ke obat. Daily basic kalau kita sakit, ya obat. Makanya langkah preventif itu penting dengan jamu," katanya.

 

Simak Video Pilihan Berikut


Titik Balik

Gaya hidup sehat bisa dimulai dengan kebiasaan orang zaman dahulu. Leluhur sudah membuat jamu agar daya tahan kita kuat dan penyakit tidak masuk seperti virus corona.

Ronny mengatakan beberapa daerah sedang memburu jamu dan empon-empon untuk menangkal virus corona. Hal ini menjadi titik balik masyarakat Indonesia untuk kembali mencintai jamu sebagai gaya hidup. 

"Kita punya barang herbal yang  sebenarnya ini titik balik bahwa pengobatan modern terbatas,   padahal sudah tidak punya pilihan. obatnya belum ada, ya kembali ke alam," katanya. 

Ia berharap dengan adanya virus corona ini membuat masyarakat sadar betapa penting langkah preventif dengan konsumsi jamu dan empon-empon. Sehingga dapat menjadi gaya hidup di tengah kondisi zaman seperti saat ini.

"Bagus, orang pada satu titik ada pemikiran jamu jadi trend karena ya harus dibenturkan dengan ini. Herbal empo empon itu kan story zaman dahulu yang bertahan sampai sekarang," katanya.

Ronny mengatakan jamu dan empon-empon menjadi karya leluhur yang harus dilestarikan. Keberadaannya tidak lekang oleh waktu. 

"Orang lagi ngeh itu, padahal itu sudah zaman dahulu. Masa depan itu nature jadi semua balik lagi ke back to nature," katanya. 

Ia menyebut akses mendapatkan bahan jamu juga tidak sulit dan mahal. Jika tidak mampu membeli pun bisa menanamnya di rumah. 

"Produk yang tak lekang oleh waktu itu sudah terbukti karena punya khasiat. Tinggal menyikapinya  dengan lifestyle kita. Jahe ada senyawa yang membunuh virus kayak anti bakteri," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya