Rupiah Menguat Terbantu Stimulus Italia

Rupiah hari ini diperkirakan bergerak di kisaran 14.260 per dolar AS hingga 14.500 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Mar 2020, 11:20 WIB
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Pendorong penguatan tersebut karena sentimen stimulus dari beberapa negara.

Mengutip Bloomberg, Selasa (10/3/2020), rupiah dibuka di angka 14.390 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.393 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke 14.352 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.352 per dolar AS hingga 14.411 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,51 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.411 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.342 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa menguat seiring stimulus yang disiapkan sejumlah negara menghadapi wabah virus Corona.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, saat ini sentimen masih negatif untuk aset berisiko, termasuk rupiah.

"Tapi, dari semalam ada berita soal negara-negara maju bersiap mengeluarkan stimulus seperti Italia, Jepang, AS dan Kanada. Ini mungkin bisa menjadi berita positif untuk risk asset termasuk rupiah," ujarnya dikutip dari Antara.

 


Stimulus Italia

Taman Luna yang ditutup di Mantova, Lombardia, Italia pada 8 Maret 2020. Italia memberlakukan isolasi untuk wilayah Lombardia utara dan 14 provinsi di sekitarnya dalam upaya mengendalikan penyebaran virus corona, kata Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Minggu (8/3). (Xinhua/Elisa Lingria)

Pemerintah Italia akan merogoh kocek anggaran lebih dalam guna mengimbangi dampak wabah COVID-19 terhadap perekonomiannya.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan pihaknya akan menggunakan "terapi kejut" untuk keluar dari keadaan darurat dan akan mengerahkan seluruh sumber daya manusia dan ekonomi.

Sebelumnya, Menteri Ekonomi Italia Roberto Gualtieri pekan lalu menjanjikan sekitar 7,5 miliar euro untuk membantu ekonomi menahan wabah Corona, dengan meningkatkan target defisit anggaran tahun ini menjadi 2,5 persen dari 2,2 persen.

Dalam menghadapi dampak buruk yang ditimbulkan oleh wabah Corona terhadap perekonomian, sejumlah negara juga mengambil langkah-langkah kebijakan ekonomi ekstra.

Kerugian yang diderita oleh berbagai perusahaan atau maskapai penerbangan karena terjadinya pembatasan bahkan penghentian sementara operasi penerbangan, memaksa otoritas penerbangan sipil di China menurunkan biaya-biaya operasional terkait pemakaian jasa bandara.

Corona juga menimbulkan dampak buruk di sektor industri olahraga, terutama yang melibatkan penonton dalam jumlah besar seperti sepak bola. Italia termasuk negara yang membatalkan sejumlah pertandingan Liga Serie A akibat merebaknya COVID-19.

Ariston memprediksi rupiah hari ini bergerak di kisaran 14.260 per dolar AS hingga 14.500 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya