Sutradarai KKN di Desa Penari, Awi Suryadi Ikuti Jalan Cerita Asli

Awi Suryadi menyakinkan film KKN di Desa Penari berbeda dengan horor lainnya.

oleh Aditia Saputra diperbarui 10 Mar 2020, 07:30 WIB
Awi Suryadi di lokasi syuting KKN di Desa Penari. (Foto: Dok. Awi Suryadi)

Liputan6.com, Jakarta Sutradara film KKN di Desa Penari, Awi Suryadi tidak ambil pusing dengan target jumlah penontonnya nanti. Baginya, film horor yang dibuatnya ini berbeda dengan kebanyakan horor. 

Awi Suryadi mengaku  bahwa pihak produser yang akan memikirkan mengenai strategi jumlah penonton nanti.

Film KKN di Desa Penari akan tayang serentak di seluruh bioskop tanah air pada tanggal 19 Maret 2020 mendatang. Film horor ini dibintangi oleh sederet pemain muda, seperti Fajar Nugraha, Aghniny Haque, Calvin Jeremy, Adinda Thomas, dan Tissa Biani.

 


Penyutradaraan

Suasana di lokasi syuting KKN di Desa Penari. (Foto: Dok. Awi Suryadi)

Saat disinggung mengenai komentar warganet yang memprotes penyutradaraan filmnya ini, Awi Suryadi enggan ambil pusing. 

Awi mengaku sudah terbiasa menghadapi para netizen yang protes karena film buatannya berbeda dengan buku sejak film Danur 1. 

 


Mengikuti Jalan Cerita

Tissa Biani di lokasi syuting KKN di Desa Penari. (Foto: Dok. Awi Suryadi)

Tapi, kali ini Awi Suyadi berani menjamin bahwa karyanya ini tidak akan menghancurkan imajinasi para netizen akan thread di Twitter yang sangat viral di tahun 2019 silam ini karena tim produksi setia dengan sumber materi, bahkan melibatkan narasumber selama penulisan naskah. 

“Sudah biasa. Sejak Danur pertama kan begitu, selalu ada yang protes karena beda dengan buku. Tapi saya bisa jamin kalo untuk KKN, kita sangat setia dengan sumber materinya. Simpleman sendiri sangat dilibatkan selama development naskah," ujar Awi Suryadi dalam keterangannya kepada wartawan, baru-baru ini.

 


Lokasi Cerita

Jaminan Awi Suryadi terhadap sumber cerita memang dipegang teguh. Namun hal tersebut tidak berlaku dengan lokasi asli cerita KKN di Desa Penari. Awi Suryadi dan Manoj Punjabi ingin memperlihatkan visual yang berbeda dari film-film horor mereka sebelumnya. Akan tetapi, tim produksi yang ingin melakukan syuting di lokasi asli di Banyuwangi harus mencari lokasi baru atas permintaan dari narasumber. 

Pilihan lokasi akhirnya jatuh pada kota Yogya yang dianggap memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk syuting. Selain memiliki akses yang tidak terlalu sulit, Yogya masih cukup bersahabat untuk tim produksi. 

"Lokasi-lokasi ini tidak bisa kita dapat di Jakarta, Bogor, dan sekitarnya," pungkas Awi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya