Liputan6.com, Jakarta - Pasokan bawang bombai telah langkah sejak dua minggu terakhir di pasar tradisional Jatinegara, sehingga membuat harga jual bawang bombay meroket naik hingga Rp 180 ribu per kilogram. Hal ini dikeluhkan sejumlah penjual bumbu dapur karena mulai ditinggalkan pembelinya.
"Dari pasar induk kramat jati barang udah langka, malah kosong (bawang bombai). Kalau adapun udah naik, ya pembeli jadi ga berani belanja kan," keluh seorang penjual bumbu dapur asal Bogor bernama Yusuf di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (11/3).
Baca Juga
Advertisement
Padahal jika stok bawang bombai normal harga jualnya hanya Rp 20 ribu per kilogram. Terkait stok bombai yang mulai mengalami kelangkaan Yusuf menduga wabah virus Corona atau Covid-19 menjadi biangnya.
"Sejak kemarin corona (Covid-19) semua ramai kan mas. Ya ngaruh ke bombai," imbuh Yusuf.
Bahkan kini ia mengaku kehabisan stok bawang bombai, sehingga hanya tersisa dua kilogram bawang yang bisa di jual untuk hari ini Rabu (11/3). Untuk itu, Yusuf berharap terhadap pemerintah untuk segera memastikan stok bawang bombay kembali normal, sehingga harga jualnya kembali normal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembeli Mengeluh
Sementara itu, seorang pembeli bernama Rani mengeluhkan tingginnya harga jual bawang bombay di pasar Jatinegara. "Naiknya nggak kira-kira, belum pernah semahal ini," resahnya.
Ia pun mengaku kini sudah tidak sanggup untuk membeli bawang bombay yang di bandrol Rp 180 ribu per kilogram. Dan lebih memilih penggunaan bawang putih dan bawang merah sebagai alternatif penggantinya.
"Sekarang Rp 200 ribu, mending banyakin bawang putih dan merah buat masak," tandasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement