Liputan6.com, Jakarta - Penjualan kue kering di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, masih lesu menjelang bulan Ramadan. Padahal, biasanya satu hingga dua bulan menjelang bulan puasa, penjualan kue kering sudah ramai.
Sejumlah penjual kue kering pun mengeluh berkurangnya jumlah pembeli menjelang bulan suci ini. Para pedagang menduga ramainya pemberitaan wabah virus Corona menjadi penyebab utama lesunya penjualan kue kering di tahun ini.
Advertisement
"Biasanya sudah mulai ramai nih orang beli buat bulan puasa, sekarang lihat sendiri sepi. Sejak ramai berita virus Corona, jadi kacau," tegas penjual kue kering yang biasa disebut Koh Marvel di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Ia menyebut penurunan penjualan kue kering menjelang bulan puasa dinilai sangat merugikan bagi kelangsungan bisnis. "Sekarang yang ramai pelayannya doang," keluhnya.
Padahal, Marvel mengklaim pihaknya belum menaikkan harga jual kue kering. Ia berharap cara itu bisa menarik minat konsumen untuk berbelanja. Namun, cara ini ternyata tidak efektif untuk meningkatkan angka penjualan.
"Masih normal semua dari Rp 30 ribuan, sampai Rp 80 ribu per toples tegantung kualitasnya," sahut dia.
Tak Perlu Khawatir
Ia kemudian meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir untuk mengkonsumsi kue kering yang dijualnya. Karena diklaim bukan berasal dari impor. "Kita dari lokal semua, aman pastinya," kata dia.
Koh Marvel kemudian berharap pemerintah berinisiatif untuk menyakinkan masyarakatnya, agar tidak mengambil sikap berlebihan dalam merespons pemberitaan terkait wabah virus Corona.
"Stok (kue kering) di gudang juga masih banyak, mudah-mudahan bisa terjual," katanya.
Advertisement