Liputan6.com, Jakarta - Tak mau kalah dengan para pesaingnya, Oppo juga ikut bertransformasi menjadi perusahaan teknologi.
Di sela-sela diskusi 'Tren IoT dan AI di Indonesia' yang diinisiasi Forum Wartawan Teknologi Indonesia (Forwat) di Jakarta, Selasa (10/3/2020), PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan perusahaan fokus pada AI, IoT, dan 5G.
"Fokus teknologi kami ada tiga yakni AI, IoT, dan 5G. Untuk itu, kami telah mempersiapkan invetasi sampai USD 1,43 miliar yang sudah dimulai sejak 2018," ungkap Aryo.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengklaim, kalau urusan AI, Oppo sudah memiliki nama karena sejak 2017 perusahaan sering merilis smartphone dengan kamera berbasis AI. Mulai dari Oppo F5.
"Sedangkan untuk sektor AI dan IoT, Oppo sudah meluncurkan Breeno (AI virtual assistant besutan Oppo), walaupun baru untuk pasar China pada 2018," Aryo memungkaskan.
Selain itu, perusahaan juga punya Connection Center Oppo 5G CPE Omni. Ekosistem IoT yang mulai dipublikasikan pada 2019, meliputi beberapa perangkat, seperti AR Glass, Oppo Watch, Router 5G, dan True Wireless Stereo (TWS).
"Perangkat berbasis AI dan Iot tersebut bisa menciptakan efisiensi di segala bidang, tentunya dengan kerja sama penyedia jaringan, perusahaan teknologi, dan penyedia perangkat. Tak kalah penting adalah peran pemerintah sebagai penyedia regulasi," ucap Aryo memungkaskan.
Tokopedia Bertransformasi Jadi Perusahaan Teknologi dan Super Ecosystem
Menurut survei F5 Networks, 82 persen perusahaan di Asia Pasifik (global 80 persen) melakukan transformasi digital yang menekankan kecepatan penyedia layanan pasar.
Transformasi bisnis pun kini telah menjadi concern Tokopedia, dan kini tak mau lagi dikenal sebagai platform e-commerce namun sebagai perusahaan teknologi.
Perusahaan yang dibentuk William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini mengklaim sebagai e-commerce pertama yang mengimplementasikan costumer service digital berbasis asisten virtual.
"Kami sudah bertransformasi jadi perusahaan teknologi dan super ecosystem. Ada empat bisnis, dari fintech sampai logistik. Filosofi kami adalah 'building bridges, not walls’, kata External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya dalam diskusi 'Tren IoT dan AI di Indonesia' yang diinisiasi Forum Wartawan Teknologi Indonesia (Forwat) di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Ia menuturkan, benang merahnya ada di visi misi perusahaan, mendorong pemerataan ekonomi di digital, dan memanfaatkan teknologi untuk menutup kesenjangan.
Selain marketplace sebagai bisnis terbesar, Tokopedia juga punya fintech, payment, logistik, dan fullfilment.
"Tokopedia ingin menjadi AI first company karena di Tokopedia ada tiga DNA, salah satunya focus on consumer dan inilah dasar perusahaan untuk menjadi AI first company," ucap Ekhel menambahkan.
Tokopedia sendiri sudah bisa menganalisis kebiasaan konsumen sehingga dapat memberikan saran/rekomendasi barang. Ada juga smart warehouse atau toko cabang pertama menerapkan digital base costumer service.
"Awalnya kami menggunakan chatbot, sekarang AI dan kami juga punya media intelligence untuk monitoring media,” tutup Ekhel.
(Isk/Ysl)
Advertisement