Liputan6.com, Jakarta Penyakit gagal ginjal mendapat perhatian serius dari Kementerian Kesehatan. Berdasarkan data Indonesian Renal Registry tahun 2018, angka kejadian gagal ginjal yang memerlukan dialisis di Tanah Air sekitar 499 juta penduduk.
Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB Pernefri), Aida Lydia mengatakan penyakit gagal ginjal tidak hanya membebankan ekonomi negara tapi juga berdampak pada kesehatan warga. Dialisis ginjal menghabiskan dana BPJS ke empat tertinggi setelah penyakit jantung, kanker dan stroke.
Advertisement
"Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi serta sekaligus mengurangi beban ekonomi negara adalah dengan melakukan pencegahan penyakit ginjal sedini mungkin," kata Aida di Manhattan Hotel, Jakarta, Rabu (11/3).
Menurut Aida, ada dua penyebab utama terjadinya gagal ginjal di Indonesia, yakni hipertensi dan diabetes. Selain hipertensi dan diabetes, obesitas turut menyumbang penyebab gagal ginjal.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Cara mencegah gagal ginjal
Gagal ginjal sebetulnya bisa dicegah dan progresivitasnya bisa diperlembat. Caranya menjaga hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik teratur, mengontrol tekanan darah dan gula darah, menjaga berat badan ideal serta makan makanan sehat.
Selain itu, perlu minum air yang cukup, tidak merokok, tidak mengonsumsi obat-obatan secara bebas tanpa resep dokter, memeriksa fungsi ginjal apabila berisiko mendapatkan gangguan ginjal.
"Jadi gagal ginjal itu bisa dicegah. Tapi begitu terkena gagal ginjal tidak berarti langsung kiamat. Bisa ditangani dengan cuci darah, peritoneal dialysis, transpalansi ginjal, hemodialysis (HD)," jelas Aida.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Cut Putri Arianie mengatakan pencegahan gagal ginjal sejak dini bagi orang sehat perlu dilakukan secara serius. Misalnya dimulai dari menjaga pola makan.
"Makan apa saja boleh tapi jangan berlebihan. Dalam keseharian kita makan 3 kali sehari, apakah itu semua karbo? belum lagi sore minu teh tambah gula. Ini yang perlu diperhatikan," ujar Cut.
Dia juga menyinggung masih banyaknya perokok di Indonesia. Merokok, kata Cut, perlu dihindari untuk mencegah munculnya penyakit tidak menular. Kemudian diet berlebihan dan konsumsi alkohol berlebihan dianggap bisa mengakibatkan penyakit ginjal.
"Kalau dilihat kayaknya pola makan tidak sehat, merokok, sederhana saja ya. Tapi kok orang tidak berubah. Ternyata merubah perilaku itu memang tidak mudah," ucapnya.
Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Saraswati menambahkan perlu pemeriksaan secara berkala untuk mencegah gagal ginjal. Warga disarankan untuk memeriksa kesehatan ke puskesmas terdekat minimal satu bulan sekali.
"Nah sulitnya sekarang warga masih kurang kesadaran untuk memeriksa kesehatan. 1 Dari 3 ternyata orang tidak tahu bahwa tekanan darahnya tinggi misalnya. Setelah didatangi petugas dan diintervansi baru tahu," kata dia.
Saraswati mengajak masyarakat memulai hidup sehat, mencegah hipertensi dan diabetes. Setiap keluarga juga diimbau untuk mendeteksi dini anggota keluarga dari risiko gagal ginjal.
"Minum air putih, jangan makan makanan yang ada pengawetnya," pesan dia. (Titin Supriatin)
Advertisement