Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak sempat anjlok hingga 30 persen pada perdagangan di awal pekan ini. Jatuhnya harga minyak tersebut karena kegagalan OPEC dalam kesepakatan pembatasan produksi dengan Rusia.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar, meyakini bahwa harga minyak mentah dunia akan kembali stabil lagi. "Harga minyak saya yakin tidak lama lagi akan balik, kalau lihat pattern-nya dulu-dulu itu kurang lebih turun, tidak ada 3 bulan naik lagi," kata Royke setelah meresmikan pengoperasian Hype Branch KCP Jakarta Senayan City, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Menurutnya, Indonesia tidak perlu khawatir hal itu berdampak pada produksi minyak. Karena biaya produksi minyak di Indonesia itu rendah, dibandingkan negara lain.
Baca Juga
Advertisement
"Cast cost-nya rendah, yang kita khawatir kalau dia utangnya mau jatuh tempo seperti Garuda, baru khawatir, tapi rata-rata nasabah kita panjang-panjang kalau pinjam, kayak Pertamina pinjemnya 30 tahun, yang lain rata-rata panjang, saya yakin tidak ada isu. Saya yakin dalam 3-6 bulan balik lagi (harga minyak)," jelasnya.
Sementara itu, sangkut pautnya antara Garuda yang jatuh tempo dengan harga minyak dunia, ia menyebutkan bahwa kredit Mandiri kepada Garuda Indonesia digunakan untuk pembelian minyak bahan bakar (fuel) saja, tidak untuk membeli pesawat.
Ia pun mengaku selalu giat melakukan komunikasi dan diskusi bersama pihak Garuda terkait restrukturisasi kredit. "Kita tiap hari ada komunikasi dengan Garuda," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Minyak Anjlok, Tiket Pesawat Bisa Lebih Murah
Sebelumnya, harga minyak dunia mencapai titik terendah dalam empat tahun belakangan pada perdagangan Senin kemarin. Hari ini, minyak dunia dibuka pada harga USD 32,06 per barel naik tipis sekitar 92 sen.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, penurunan harga minyak dunia dalam beberapa hari terakhir bisa berdampak pada penurunan harga tiket pesawat. Sebab, harga minyak akan selalu diikuti oleh penyesuaian harga avtur.
"Sebenarnya dampak langsung dirasakan oleh airline. Karena harga harga minyak turun, avtur juga akan turun," ujar Faik saat ditemui di Plataran Menteng, Jakarta, pada Selasa 10 Maret 2020.
Penurunan harga avtur akan membuat biaya operasional maskapai menurun. Apabila biaya operasional maskapai menurun maka harga tiket bisa turun. Sementara AP I akan mendapatkan untung apabila tiket turun.
"Jadi biaya operasi airline murah, harapannya harga tiket pesawat bisa juga murah. Kalau tiket murah, penumpang makin banyak. AP I juga kecipratan karena penumpang yang datang lebih banyak," jelas Faik.
Advertisement