Komunikasi Penanganan Covid-19 Kurang Transparan, Ini Penjelasan Pemerintah

Alasan pemerintah memberikan informasi yang tidak terperinci, karena tidak mau menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2020, 20:36 WIB
Juru Bicara Indonesia untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto memberikan keterangan terkait corona di Kantor Presiden, Komplek Istana, Jakarta, Jumat (6/3/2020). 25 orang ini kita lakukan pemeriksaan virus karena tidak seluruhnya kontak dekat tapi event yang sama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kepresidenan Dany Amrul Ichdan menanggapi kesan yang muncul bahwa pemerintah kurang transparan dalam menyampaikan informasi terkait Covid-19. Dia mengakui bahwa informasi yang diberikan khususnya terkait pasien tidak terperinci.

"Permasalahan kita itu adalah pada komunikasi publik yang kita tidak bisa setransparan sebagaimana negara-negara lain," kata Dany dalam diskusi dengan topik Komunikasi Kepemimpinan dan Krisis Mengelola Virus Corona di Kampus UI Salemba, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Dia mengatakan alasan pemerintah memberikan informasi yang tidak terperinci, karena tidak mau menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Pemerintah belajar dari kasus 1 dan kasus 2 yang profilnya diketahui publik.

"Karena, pokoknya begitu tahu lokasinya di Depok, perilaku masyarakat jadi, 'Wah ini, komplek ini'. Kata si pemilik propertinya, 'waduh harga properti gua turun'. Itu kan ada dampak negatif juga," jelas Dany.

Hal berbeda, jelas dia, terjadi di luar negeri. Ketika menerima informasi, masyarakat di sana cenderung lebih matang dalam menyikapinya.

"Kita bukan tidak matang. Kita melihatnya cenderung 'ini ada apa'. Timbul kepanikan-kepanikan baru. Kepanikan-kepanikan baru itu yang tidak ingin dimunculkan," ujar Dany.

"Karena melihat kasus Depok kemarin sehingga pemerintah berpikir bagaimana bisa menjalankan sesuai dengan protokol, regulasi, tanpa menimbulkan efek domino yang negatif," imbuh dia.

Pemerintah tidak ingin informasi yang diberikan justru menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.

"Jadi yang dipikirkan bagaimana tidak menimbulkan multiplayer effect yang negatif. Kalau positif tidak apa-apa. Begitu multiplayer effect negatif, itu nggak bagus," urai dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Fokus Hasil Akhir

Dia pun mengajak masyarakat untuk berfokus pada hasil akhir yang mau dicapai dalam penanganan Covid-19. Dia memastikan pemerintah bertindak sesuai dengan standar protokol penanganan yang berlaku internasional.

"Kita orientasi pada outcome saja. Tidak ada outbreak, masyarakat sehat, semua confirm Corona berapa pun jumlahnya nanti, bisa sembuh. Kan outcome-nya begitu. Kenapa tidak kita berorientasi pada outcome, kecuali ada pelanggaran kode etik atau komunikasi publik yang betul-betul tidak transparan yang dilakukan oleh pemerintah," ujar dia.

"Kalau ini masih on track, hanya ada beberapa kasus yang alamat, identitas pasien, clustering yang ditutupi. Ya kita lihatlah kepentingan yang lebih besar. Karena bangsa ini punya masalah multidimensi, multisektor yang harus kita pecahkan dalam waktu yang bersamaan," tandas Dany.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya