Indonesia Bakal Impor Bahan Baku Masker dari Taiwan

Dia pun memastikan bahwa harga masker akan tetap murah. Meskipun bahan bakunya diambil dari negara lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2020, 22:43 WIB
Warga saat membeli masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020). Pemerintah resmi mengumumkan dua pasein ibu (64) dan anak (31) terinfeksi wabah virus corona COVID-19 setelah berinteraksi dengan Warga Negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia berupaya memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi masker di dalam negeri. Salah satunya dengan mengalihkan impor bahan baku masker dari China. Impor dari negeri tirai bambu itu terkendala setelah merebaknya Covid-19.

Tenaga Ahli Utama Kepresidenan Dany Amrul Ichdan mengatakan, terhambatnya produksi masker dalam negeri disebabkan karena kurangnya pasokan bahan baku.

"Masker kita nggak bisa produksi karena bahan bakunya dari China," kata dia, dalam diskusi dengan topik "Komunikasi Kepemimpinan dan Krisis Mengelola Virus Corona" di UI Salemba, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Solusi yang diambil, kata dia, pemerintah, telah berkomunikasi dengan pemerintah Taiwan. Nantinya pasokan bahan baku untuk masker akan diambil dari Taiwan.

"Sekarang minta agar ada switching bahan baku yang dari China, diambil dari Taiwan. Kemarin baru ketemu dengan Dubes Taiwan, bahan baku diambil dari Taiwan. Katanya minggu depan sudah keluar izinnya bisa memproduksi bahan baku untuk buat masker di sini," jelas dia.

Dia pun memastikan bahwa harga masker akan tetap murah. Meskipun bahan bakunya diambil dari negara lain.

"Karena di Indonesia ada principal yang bisa buat masker, tapi dengan harga yang murah sama dengan harga yang kemarin bukan harganya yang mahal," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bukan Salah Produsen

Dia pun menegaskan, bahwa kelangkaan masker yang terjadi bukan disebabkan oleh ulah produsen, tapi ulah para distributor maupun spekulan.

"Jadi kalau harga mahal bukan ulah manufaktur, produsennya tapi ulah distributor atau spekulan-spekulan yang bermain di balik masalah ini," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya