Pulih dari Virus Corona, Kakek 100 Tahun di China Jadi Pria Tertua yang Sembuh

Penyakit akibat Virus Corona COVID-19 bisa disembuhkan. Seorang pria di China berusia 100 tahun telah membuktikannya.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 12 Mar 2020, 10:01 WIB
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Hubei - Penyakit akibat Virus Corona COVID-19 bisa disembuhkan. Seorang pria di China berusia 100 tahun telah membuktikannya.

Pria itu telah pulih sepenuhnya dari Virus Corona. Ia pun menjadi pasien tertua yang diketahui dapat mengatasi penyakit tersebut.

Pasien itu berulang tahun yang ke-100 pada Februari. Ia dibolehkan keluar dari rumah sakit di Wuhan, pada Sabtu 7 Maret, seperti dilaporkan kantor berita Cina Xinhua, Kamis (12/3/2020).

Awalnya, dia dirawat di rumah sakit Bersalin dan Perawatan Kesehatan Anak Hubei pada 24 Februari karena infeksi Virus Corona.

Pria itu menderita masalah kesehatan yang mendasarinya seperti penyakit Alzheimer, hipertensi, dan gagal jantung.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pengobatan yang Dijalani

Han Yi, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Dia dirawat dengan menggunakan obat antivirus, terapi plasma penyembuhan, dan pengobatan tradisional Tiongkok. Pria itu kemudian dibersihkan bersama dengan lebih dari 80 pasien lainnya pada sebelumnya meninggalkan rumah sakit.

Virus Corona yang secara resmi dikenal sebagai COVID-19, bisa sangat parah bagi populasi lansia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

China telah melaporkan lebih dari 80.000 kasus dan sedikitnya 3.000 kematian, sebagian besar di provinsi Hubei.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya