Wamen BUMN Sebut Harga Minyak Masih Belum Stabil

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Budi Gunadi Sadikin memantau dan mengamati perkembangan harga minyak dunia

oleh Athika Rahma diperbarui 12 Mar 2020, 13:00 WIB
Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin memberi sambutan di Jakarta Energy Forum 2020, Jakarta (2/3/2020). Acara ini bertema ‘The Future of Energy’ yang re-inisiasi mengembangkan kolaborasi berkelanjutan dengan Pemerintah, Korporasi, Institusi Keuangan dan Pendidikan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Budi Gunadi Sadikin memantau dan mengamati perkembangan harga minyak dunia yang mengalami penurunan signifikan akhir-akhir ini.

"Kalau saya melihat tunggu dulu stabilnya di mana," ujar Wamen Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip dari Antara, Kamis (12/3/2020).

Menurut dia, harga minyak dunia sekarang cenderung volatil sekali, dikarenakan penyebaran COVID-19 yang mengganggu perekonomian global.

"Jadi kami belum tahu titik stabilnya di mana," kata Wamen BUMN tersebut di sela-sela acara Rumah Mentor Indonesia.

Wamen Budi Gunadi Sadikin melihat bahwa pergerakan harga minyak dunia saat ini sama seperti harga saham dan komoditas yang lain, di mana volatilitasnya sangat tinggi sekali.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menko Luhut Siapkan Strategi Hadapi Penurunan Harga Minyak

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberi keterangan pers menjelang pengumuman hasil Pemilu 2019 di Hotel Akmani Jakarta, Senin (20/5/2019). Kepada pihak yang tidak sepakat dengan hasil Pemilu 2019, dipersilahkan mengadukan ke pihak yang berwenang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia harus cermat dalam memgambil kebijakan pasca anjloknya harga minyak dunia.

"Tadi saya sudah bilang di istana, harga ini kan mesti dicermati baik-baik. Tidak boleh juga buru-buru. Karena bukan Indonesia saja, semua dunia kena," tegas dia seusai mengisi rapat pembahasan kawasan pariwisata Borobudur di Kantornya, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Alasannya, penurunan harga minyak dunia baru saja berlangsung, sehingga ia merasa masih terlalu prematur bagi pemerintah Indonesia untuk memutuskan kebijakan.

"Kita belum tahu. Ini kan perkelahian Rusia dan Arab Saudi," tandas Menko Luhut.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan langkah antisipasi agar kegiatan operasi hulu migas tetap berjalan dengan baik saat harga dunia tengah anjlok parah. Harga minyak mentah berjangka Brent anjlok 30 persen menjadi USD 31,02 per barel.

 


Harus Diantisipasi

Ilustrasi Harga Minyak

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, penurunan harga minyak harus diantisipasi dengan baik, sehingga kegiatan operasi hulu migas tetap berjalan normal dan target produksi tidak terdampak oleh penurunan harga tersebut. Untuk mendapatkan kebijakan yang tepat, SKK Migas berkoordinasi dengan Kontraktor KKS membahas langkah-langkah yang akan dilakukan.

"Kami berkoordinasi dengan Kontraktor KKS untuk membahas langkah-langkah agar kegiatan operasi dan pengembangan di lapangan dapat tetap dilaksanakan sesuai Work, Program and Budget (WP&B) tahun 2020 yang sudah disepakati bersama," kata Dwi di Jakarta, Senin (9/3/2020).

SKK Migas memantau kegiatan investasi dan produksi KKKS, melalui rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD), rencana program tahunan (Work, Program and Budget/ WP&B), serta melalui persetujuan Authorization for Expenditure (AFE).

Melalui evaluasi tersebut, SKK Migas dapat mengetahui keekonomian masing-masing lapangan. Data inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk menyusun strategi agar kegiatan operasi dan pengembangan lapangan tidak terhenti ketika harga minyak turun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya