Liputan6.com, Milan - Desakan penundaan Piala Eropa 2020 semakin menguat di tengah penyebaran virus Corona model terbaru yang semakin tidak terkendali belakangan ini. UEFA selaku otoritas sepak bola tertinggi di Eropa pun diminta untuk segera mengambil keputusan terkait nasib turnamen antarnegara tersebut.
Penyebaran virus Corona belakangan ini memang semakin tidak terkendali. Meski mayoritas korban berasal dari Wuhan, Tiongkok, kasus yang sama kini sudah ditemukan di lebih dari 100 negara.
Advertisement
Data terbaru menyebutkan, sebanyak 125 ribu orang sudah terjangkit virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 dan lebih dari 4.600 jiwa melayang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sudah menaikkan status wabah yang menelan ribuan korban jiwa ini, dari epidemi menjadi pandemi.
Penyebaran virus yang semakin massif juga telah mengganggu aktivitas warga di lokasi-lokasi terdampak. Italia bahkan kini menutup negaranya demi meredam laju penyebaran virus tersebut.
Sejumlah event olahraga juga terganggu, termasuk sepak bola berbagai level di berbagai negara. Karena itu, eks General Manager (GM) Inter Milan, Ernesto Paolillo, meminta agar UEFA agar segera menentukan sikap terkait nasib Piala Eropa 2020, yang akan bergulir 12 Juni - 12 Juli 2020.
"Saya pikir momen di mana setiap orang harus mengeluarkan keputusan penting," kata Paolillo kepada TMW Radio seperti dilansir dari FootballItalia.net.
"Tidak bisa terpikirkan, kita harus melanjutkan semua itu dalam kondisi seperti ini dengan satu tim tampil dan yang lain tidak. Kita menciptakan kaos. Satu keputusan yang paling bijak adalah dengan memblokir semua ajang olahraga. Jika orang-orang terus melanjutkan seperti tidak ada yang terjadi, mereka akan meremehkan bahaya yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari," bebernya.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Jangan Menunggu Sampai ada Korban
Italia menjadi salah satu negara yang mengambil langkah tegas dalam meredam penyebaran virus Corona model terbaru. Setelah jumlah kasus terus meningkat, pemerintah Negeri Pizza memutuskan untuk menutup negaranya dan memaksa kompetisi sepak bola di sana berhenti hingga April 2020.
Selain kompetisi lokal, sejumlah pertandingan bertaraf internasional juga terpaksa dibatalkan karena virus Corona. Sementara sebagian lagi harus digelar tanpa penonton guna meredam penyebaran virus.
UEFA baru-baru ini memutuskan untuk membatalkan dua pertandingan babak 16 besar Liga Europa yang mempertemukan Inter Milan vs Getafe, dan Sevilla vs AS Roma. Sementara leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2019/2020 yang mempertemukan Liverpool dan Atletico Madrid berlangsung tertutup. Nasib yang sama juga dialami laga lainnya, yakni Paris Saint Germain vs Borussia Dortmund.
Melihat situasi ini, Paolillo heran UEFA belum juga mengambil sikap. Dia khawatir, UEFA baru memutuskan menunda Piala Eropa 2020 saat ada korban di salah satu tim penting yang akan tampil.
"Tidak ada yang buruk bakal terjadi jika kita menunda Piala Eropa 2020. Ini keputusan besar, tapi harus diambil. Saya paham ada banyak kepentingan yang jadi pertimbangan, termasuk nilai investasi yang sudah ditanamkan. Tetapi risikonya sekarang adalah bahwa UEFA hanya akan membuat keputusan ketika ada kasus virus Corona pertama yang menimpa tim penting," kata Paolillo .
"Coba kita tanyakan kepada diri sendiri, apakah kita benar-benar ingin menunggu sampai momen itu datang?
Advertisement
Opsi Terbaik di Tengah Kekacauan Kompetisi
Banyaknya pertandingan di liga-liga top Eropa yang terpaksa ditunda, menurut Paolillo tidak ada cukup waktu untuk menyelesaikan kompetisi karena Piala Eropa sudah dimulai sejak Juni 2020 mendatang.
"Solusi olahraga adalah menemukan cara untuk melanjutkan musim nanti, dan menunda Euro 2020 hingga tahun depan akan menjadi kontribusi positif untuk itu, ” tambah Paolillo.
“Opsi lain manapun akan menimbulkan lebih banyak masalah. Jika kita harus menunggu Lega Serie A dan 20 klub mencari cara terbaik menetapkan Scudetto, kita tidak akan pernah bisa keluar darinya."
Baca Juga