Liputan6.com, Jayapura - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Papua mengklaim penutupan akses sementara bagi turis mancanegara ke Papua, akibat wabah corona akan memperburuk pariwisata di Bumi Cenderawasih.
Sebelum virus corona menyebar hingga ke belahan dunia, pariwisata Papua telah mengalami penurunan, akibat kerusuhan yang terjadi di sejumlah kabupaten pada akhir tahun lalu.
Ketua Asita Provinsi Papua, Iwanta Perangin-angin menyebutkan pihaknya baru saja mulai membangkitkan pariwisata Papua, pasca kerusuhan akhir tahun lalu.
Asita terus memberitahukan kepada wisatawan mancanegara untuk bersiap melanjutkan kembali perjalanan wisata ke Papua yang sebelumnya sempat tertunda akibat kerusuhan.
“Januari-Februari ini, kami baru memberitahukan kepada turis-turis untuk membuat reschedule ulang jadwal perjalanan yang tertunda pada September-Oktober 2019, akibat dampak kerusuhan. Tapi, di saat kami baru memulai, pemerintah sudah membatasi akses wisatawan asing ke Papua,” katanya, Kamis (12/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
Asita menyebutkan pada dasarnya turis mancanegara masih bersemangat untuk datang ke Papua. Pada bulan ini, sudah terjadwal 25 orang turis asing yang akan melakukan perjalanan wisata ke Wamena. Kemudian pada April, jika situasinya terus membaik bisa mencapai 75 orang turis yang ke Wamena.
Kata Iwanta, Festival Lembah Baliem tahun lalu masih dapat menyerap 350-400 orang turis mancanegara yang berkunjung ke Wamena. Biasanya sampai dengan September-Oktober, peningkatan turis ke Wamena mencapai 600-700 orang.
“Turis mancanegara memilih paket perjalanan 5-6 hari di Wamena dengan harga paket 5 hari berkisar Rp7 juta hingga Rp8 juta per orang,” jelasnya.
Namun, jika akses turis asing ini untuk sementara ditutup, maka dampaknya akan panjang untuk memulihkan kembali pariwisata Papua. “Pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten atau provinsi pasti akan berpengaruh,” katanya.
Walau begitu, Asita berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat yang justru tak melakukan pelarangan bagi turis asing berkunjung ke negeri Kasuari itu.
“Pemkab Raja Ampat bahkan tak membatasi turis berkunjung, namun pemerintah mengedukasi guide hingga masyarakat setempat, bagaimana melakukan pencegahan terhadap virus corona. Ini yang harus kita apresiasi,” ujarnya.
Larangan Turis Asing
Setelah resmi meniadakan Festival Lembah Baliem di Wamena tahun ini, Pemerintah Kabupaten Jayapura telah mengeluarkan surat bernomor 009/927/BUP dengan kop surat Bupati Jayawijaya dan ditandatangani oleh Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, tentang pembatalan Festival Lembah Baliem.
Dalam surat ini disebutkan iklim dan cuaca di Kabupaten Jayawijaya memiliki potensi untuk berkembangnya virus corona. Sementara Kabupaten Jayawijaya adalah satu-satunya pintu masuk ke wilayah adat Lapago, pegunungan tengah Papua.
Lalu, dalam surat juga disebutkan saat ini kabupaten yang baru berbenah akibat dampak kerusuhan pada September 2019, masih terus membangun sejumlah sarana dan prasarana.
Bupati Jhon menyebutkan surat pelarangan sementara aktivitas turis mancanegara masuk Wamena akan berlaku hingga waktu yang tidak ditentukan.
“Jika situasinya cepat pulih, maka kami akan membuka kembali aktivitas perjalanan bagi turis mancanegara ini. Semoga situasi ini cepat berakhir,” katanya.
Pemkab Jayawijaya akan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan, untuk mendata turis mancanegara yang saat ini sudah terlanjur berada di Jayawijaya. "Kami akan memeriksa kesehatan para turis ini secara bertahap, hingga memastikan para turis dalam keadaan sehat," jelasnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement