Kisah Pasien Virus Corona COVID-19 Ditolak Rumah Sakit di Bolivia

Pasien Virus Corona COVID-19 di Bolivia ditolak 4 rumah sakit dan masyarakat setempat.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 12 Mar 2020, 20:40 WIB
Dokter memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254 kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP)

Liputan6.com, Santiago - WHO menetapkan Virus Corona COVID-19 masuk dalam kategori pandemi. Meski begitu, penolakan terhadap pasien positif COVID-19 masih saja terjadi.

Seperti yang dialami satu dari dua orang yang positif mengidap Virus Corona COVID-19 di Bolivia. Masyarakat setempat dan staf medis mengusirnya hingga empat rumah sakit di kota tersebut, demikian pejabat kesehatan pemerintah dan media setempat pada Rabu malam.

Pasien itu kini dalam perlindungan kantor pemerintah, seperti dilansir Xinhua, Kamis (12/3/2020). 

Perempuan, yang disebutkan berusia 65 tahun, dibawa dengan ambulans dari kota kecil San Carlos menuju ibu kota Santa Cruz pada Rabu malam. Namun kekhawatiran soal tenaga medis yang langka dan daya tampung yang berlebihan membuat perempuan itu terusir dari beberapa pusat medis, menurut media lokal.

"Kami tidak akan mengizinkan perempuan ini masuk sebab rumah sakit ini tidak memadai untuk menangani kasus Virus Corona," kata salah satu perawat kepada surat kabar Bolivia, El Deber. "Terdapat banyak pasien dan orang yang dapat terinfeksi."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Minimnya Staf Medis

Aktivitas tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sebanyak 10 dari 31 pasien yang dipantau dan diawasi RSUP Persahabatan merupakan pasien rujukan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Pejabat kesehatan setempat, Oscar Urenda, membenarkan kejadian tersebut saat konferensi pers di Santa Cruz pada Rabu 11 Maret malam.

"Kami memilik satu area yang telah dipersiapkan di rumah sakit San Juan de Dios tetapi kami tidak dapat menanganinya dan minimnya staf," tambahnya.

"Kami membuat rencana lain, yakni memindahkan ke pusat kesehatan yang lain tetapi di mana-mana penduduk setempat melarang akses."

Sebagai ganti, katanya, perempuan itu ditampung di gedung milik pemerintah daerah. "Perempuan itu kini dirawat dan dilindungi di sebuah tempat dengan kondisi layanan yang efisien, dan dokter serta perawat membantu kami untuk menemukan pusat kesehatan yang tepat."


2 Kasus Pertama COVID-19

Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Menurutnya, penyebaran virus corona di Bolivia tak dapat dihindari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu menyatakan COVID-19 sebagai epidemi.

"Penyakit itu akan menyebar dan bukan karena kurangnya antisipasi, virus itu menyebar ke mana saja," katanya.

Bolivia, salah satu negara termiskin di Amerika Latin, mengalami gonjang-ganjing politik yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir dengan pengunduran diri kontroversial presiden Evo Morales.

Pada Selasa Bolivia mengumumkan dua kasus pertama virus corona, yang muncul di China pada akhir tahun lalu dan menyebabkan penyakit pernapasan yang dapat berujung fatal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya