Harapan Warga Dayak di Badan Otorita Ibu Kota Baru

Warga Dayak berharap ada putra daerah yang mengisi posisi di Badan Otoritas Ibu Kota Baru.

oleh Abdul Jalil diperbarui 12 Mar 2020, 22:00 WIB
Kawasan calon Ibu Kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan lahan dengan status Hak Guna Usaha (HGU). Mayoritas dimiliki Hasyim Djoyohadikusumo, adik Prabowo Subianto.

Liputan6.com, Samarinda - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan empat kandidat calon Kepala Badan Otorita Ibukota Baru. Pengumuman itu dilakukan pada Hari Senin, 2 Maret 2020.

Keempat kandidat itu adalah Bambang Brodjonegoro, Basuki Tjahaya Purnama, Abdullah Azwar Anas, dan Tumiyana. Salah satunya akan dipilih dan bertugas mempersiapkan, membangun, hingga proses pemindahan ibu kota baru.

Menanggapi hal itu, sejumlah warga Dayak di Kalimantan Timur berharap agar ada putra daerah yang mengisi jabatan di badan otorita tersebut. Mereka beralasan, keterlibatan putra daerah dalam setiap proses pemindahan ibu kota akan membuat proses pembelajaran bersama.

Tokoh Pemuda Dayak, Jemri Sengir, meminta kepada Presiden Jokowi agar ada putra daerah yang mengisi struktur Badan Otorita Ibu Kota Baru. Pengurus Dewan Adat Dayak Kaltim itu berharap, putra daerah bisa mengisi jabatan minimal Wakil Kepala Badan Otorita.

“Kita tidak menyangsikan kualitas empat nama yang disebut presiden. Tapi setidaknya ada posisi untuk putra daerah mengisi badan otoritas itu,” kata Jemri, Kamis (12/02/2020).

Jemri beralasan, putra daerah sangat mengenal karakteristik kawasan calon ibu kota baru. Sehingga segala upaya pemindahan bisa berjalan baik tanpa penolakan masyarakat.

“Pemerintah pusat tentu membutuhkan dukungan dari warga lokal di Kaltim. Dukungan ini bisa meminimalisir hambatan, salah satunya jika muncul sengketa dan konflik,” sebutnya.

Hal paling penting dari penujukan putra daerah, tambahnya, ibu kota baru nantinya harus mengakomodir kearifan lokal. Dia khawatir, kearifan lokal bakal tersisih jika taidak ada sosok yang mampu mengakomodir itu.

“Kita berharap ada posisi Wakil Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru, dan itu diisi putra daerah,” kata Jemri.

Hal senada juga diungkapkan Veridiana Huraq Wang, Anggota DPRD Kaltim. Dia berharap yang sama agar ada putra daerah mengisi posisi penting di badan otoritas.

“Mungkin pimpinan badan otorita dari Jakarta yang tak diragukan lagi kemampuannya, tapi setidaknya ada orang daerah di dalam struktur organisasi otoritas itu. Supaya nanti bisa mengakomodir kearifan lokal yang ada di Kaltim,” kata Veridiana.


Ajukan Lima Putra Daerah

Tokoh Mudah Dayak Kaltim, Jemri Sengir.

Jemri Sengir menyebut putra daerah di Kaltim yang memiliki kemampuan terlibat di dalam Badan Otorita Ibu Kota Baru cukup banyak. Dia menyebut setidaknya ada lima nama yang bisa membantu pemerintah pusat dalam proses pengembangan kawasan ibu kota baru.

“Dari hasil diskusi kami di kalangan Dayak, setidaknya ada lima nama yang kami usulkan. Soal kualitas dan kapabilitas tidak perlu diragukan lagi,” ujar Jemri.

Kelima tokoh tersebut antara lain, Gubernur Kaltim Isran Noor, Bupati Malinau Yansen Tipa Padan, Ketua Dewan Adat Dayak Kaltim Zainal Arifin, dan dua Anggota DPR RI Dapil Kaltim Irwan dan Rudi Mas’ud.

Isran Noor, sebut Jemri, adalah putra Dayak Basap yang punya pengalaman birokrasi dan pernah menjadi Bupati Kutai Timur. Sedangkan Yansen Tipa Padan adalah bupati yang berhasil melaksanakan program dana desa lewat Gerakan Desa Membangun (Gerdema).

“Jadi jauh sebelum undang-undang tentang desa disahkan, sebelum dana desa disalurkan melalui APBN, Kabupaten Malinau sudah beberapa tahun lebih dulu menyalurkan dana ke desa,” kata Jemri.

Adapula nama Zainal Arifin yang sangat populer sebagai Ketua Dewan Adat Dayak Kaltim. Dia juga, kata Jemri, adalah Anggota DPD RI Dapil Kaltim.

“Irwan dan Rudi Mas’ud ini anggota DPR RI. Mereka bisa jadi representasi tokoh pemuda di Kaltim,” pungkasnya.

Saksikan juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya