Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya tengah menyelesaikan revitalisasi Pasar Klewer Timur di Surakarta Jawa Tengah.
Pekerjaan tersebut menindaklanjuti penugasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan pada Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juli 2018.
Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menjelaskan, pembangunan ulang ini diupayakan pasca sisi timur Pasar Klewer habis terbakar.
"Kami menjelaskan bagaimana perkembangan setelah pasar terbakar, kemudian dibangun kembali Pasar Klewer Timur ini," kata Iwan melalui keterangan tertulis, Jumat (13/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Iwan, pembangunan Pasar Klewer Timur progresnya telah mencapai 18,9 persen pada pekan ini, dan rencananya akan selesai pada Juli 2020.
Dia menambahkan, pasar ini akan terdiri dari 3 bagian secara vertikal, yakni basement untuk parkir, semi basement untuk kios yang menampung 527 pedagang dan pada bagian atas adalah pelataran sebagai ruang terbuka publik.
Anggaran pembangunan yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 48 miliar di atas lahan seluas 12.950 m2 dan luas bangunan 10.987 m2.
Konsep bangunan basement mengikuti genus loci (kearifan lokal) Kota Surakarta, dimana tinggi bangunan pada area tersebut tidak diperkenankan melebihi tinggi bangunan Siti Hinggil di Keraton Kasunanan Surakarta.
Iwan menyampaikan, revitalisasi Pasar Klewer juga menerapkan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) sehingga less cost operation and maintenance. "Konsep gedung hijau biaya pemeliharaannya lebih ringan. Tanpa listrik, pasar tetap terang," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Pasar Klewer Tradisional, tapi Modern dan Aman
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Pasar Klewer setelah ludes terbakar pada 2014. Pasar Klewer merupakan salah satu ikon Solo. Meski berstatus pasar tradisional, Jokowi ingin pasar ini tidak kalah pelayanannya dengan pusat perbelanjaan modern.
"Pasar Klewer harus menjadi pasar tradisional modern dan aman. Pelanggan dan pembeli datang aman, tidak ada yang kecopetan. Tertib, nyaman, bisa tawar-menawar dengan pedagang karena ini ciri khas Pasar Klewer, juga keramahan dari pedagang, kualitas produk yang dijual, dan harga yang terjangkau," kata Jokowi di lokasi, Jumat (21/4/2017).
Pasar ini memang sudah tersohor namanya sejak lama. Tidak hanya menjual produk asli Solo, Pasar Klewer juga menjual produk dari beberapa daerah lain, seperti Sragen, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Tegal, Pekalongan, Jepara, dan Cirebon.
"Ini menampung produk-produk rakyat untuk dipasarkan, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor," imbuh dia.
Jokowi juga berpesan kepada pedagang dan pengelola agar menjaga pasar dengan baik. Ia ingin pasar dirawat dengan baik agar bisa bersaing dengan pusat perbelanjaan lain.
"Saya titip betul-betul, sekarang ini ada 1.713 kios dan pelataran yang bisa menampung lebih dari seribu pedagang. Tolong kita rawat, kita jaga, pasar ini agar bersih seperti yang kita lihat sekarang ini," ujar dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini ingat betul bagaimana Wali Kota Solo FX Rudi Rudyatmo berkali-kali menayakan penyelesaian revitalisasi pasar. Pembangunan kembali Pasar Klewer memang menggunakan APBN dan APBD Kota Solo.
"Karena APBN kita digunakan dari Sabang sampai Merauke. Harus dibagi-bagi agar semua mendapatkan. Akhirnya Pak Rudi (Wali Kota Solo) menyampaikan APBD bisa kira-kira 10 persennya, Rp 16 miliar. APBN menanggung sisanya, tapi ternyata habisnya juga banyak sekali," ucap Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini memastikan revitalisasi serupa tidak hanya dilakukan untuk Pasar Klewer, tapi seluruh pasar di Indonesia.
"Di Papua ada, Aceh ada, tadi beberapa di Jawa Tengah yang juga terbakar memang belum dapat jatah saja. Syukur nanti dari APBD provinsi sudah bisa tangani. Artinya, APBN akan kita geser ke tempat-tempat yang memang membutuhkan," jelas Jokowi.
Tampak hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Advertisement