Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan, sebagian besar wilayah di Surabaya alami hujan lokal pada Jumat siang (13/3/2020).
Mengutip laman BMKG Juanda, cuaca di sebagian besar wilayah di Surabaya akan alami hujan lokal pada pukul 13.00 WIB. Kemudian, hujan akan alami hujan intensitas sedang pada pukul 16.00 WIB dan hujan pada pukul 19.00 WIB.
Pada pukul 22.00 WIB, cuaca akan cerah berawan. Suhu berada di kisaran 25-34 derajat celsius dan kelembapan angin dari arah barat 30 KM per jam. Suhu udara 65-90 persen.
Baca Juga
Advertisement
Cuaca pada siang hari, wilayah di Surabaya akan alami hujan lokal dengan suhu 34 derajat celsius. Kelembapan udara 65 persen. Kecepatan angin 30 KM per jam dari arah barat.
Selain itu, BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada siang hingga sore hari antara lain di Sidoarjo, Kota Mojokerto, Bojonegoro, Jombang.
Selain itu, di Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Kota Kediri, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi. Sedangkan pada malam hari di Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Advertisement