Pemerintah Buka Keran Impor Bawang Bombai 14.000 Ton

Sebelumnya, pemerintah sudah mengimpor bawang bombai sekitar 2.350 ton.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2020, 14:54 WIB
Aktivitas jual beli bawang bombay di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/3/2020). Para pedagang di pasar tradisional, mengeluhkan harga bawang bombay yang melonjak drastis hingga 10 kali lipat dari harga normal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan akan membuka keran impor untuk bawang bombai sekitar 14.000 ton. Surat Perizinan Impor (SPI) Bawang Bombai akan diterbitkan pekan depan.

"Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), lalu dan akan diproses (SPI) minggu depan sekitar 14.000 ton untuk bawang bombai," ujar Agus di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Sebelumnya, pemerintah juga sudah pernah mengimpor bawang bombai sekitar 2.350 ton yang sudah masuk ke dalam negeri. Jumlah tersebut diimpor ketika adanya keluhan kenaikan harga.

"Perlu disampaikan juga berkaitan dengan bawang bombai konsumsi telah dikeluarkan sebesar 2.350 ton dan itu akan bertambah lagi," jelasnya.

Adapun bawang bombai sekitar 14.000 ton akan masuk ke dalam negeri secara bertahap sampai April. Menurutnya, importasi ini diutamakan untuk kebutuhan konsumsi.

"Melihat kondisi sekarang itu untuk bombai konsumsi," tandas dia.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Pedagang Bantah Harga Bawang Bombai Naik hingga Rp 180 Ribu per Kg

Pedagang menata Bawang bombay dagangannya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/3/2020). Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengklaim telah menerbitkan surat izin impor atau SIP untuk komoditas bawang bombay secara bertahap. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Penjual bumbu dapur di Pasar induk Kramat Jati memberikan kritik pedas terhadap rekan seprofesinya yang kedapatan membandrol harga jual bawang bombai hingga mencapai Rp 180 ribu per kilogramnya. Seperti yang terjadi di kawasan pasar Jatinegara, Jakarta Timur.

"Dengan harga segitu sih keterlaluan, di sini masih kita jual Rp 100 ribu per kilogramnya," tegas Ibu As sambil menunjuk bawang bombai yang dijualnya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/3).

Memang diakuinya terdapat kenaikan harga bawang bombai di tempatnya berjualan dan telah terjadi sejak dua minggu terakhir. Yang disebabkan oleh adanya kelangkaan stok bawang bombai sendiri.

"Ya tapi, harganya jangan ketinggian kalau mau naik," kata ibu As.

Dirinya kemudian mengeluhkan adanya penurunan jumlah pembeli bawang bombai hingga mencapai 30 persen dibandingkan hari biasanya. "Yang biasanya ambil karungan, sekarang beli cuman tiga kilogram," keluhnya.

Pemerintah maupun dinas terkait diharapkan dapat segera mencari solusi untuk dapat menekan harga jual bawang bombai yang kini sudah melonjak drastis di pasaran. Agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat, khusususnya konsumen dari bawang bombai.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya