Pesan Mentan ke Milenial: Tak Perlu Keahlian Khusus Berkiprah di Sektor Pertanian

Kementan siap menyediakan ruang-ruang terbuka untuk generasi milenial yang tertarik dengan pertanian.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Mar 2020, 18:00 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajaran Kementerian Pertanian segera menentukan subyek persoalan pangan yang harus ditangani secara cepat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (mentan) Syahrul Yasin Limpo, berpesan kepada generasi milenial yang ingin berkiprah di bidang pertanian. Menurutnya  tidak diperlukan keahlian khusus untuk masuk ke sektor pertanian, melainkan butuh kemauan dan tekad yang keras.

"Untuk menjadi profesional dari perkembangan bisnis yang ada dan pertanian tidak membutuhkan skill khusus, tapi membutuhkan tekad dan kemauan. Jadi mau insinyur, sarjana kedokteran, sarjana hukum, sebenarnya terbuka untuk menjadi petani-petani atau kelompok bisnis tani yang ada," kata Syahrul di kementerian pertanian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Menurutnya, dalam kegiatan TaniTalks yang diadakan oleh TaniHub Group, ini memberikan dampak yang baik untuk mendorong generasi milenial masuk ke sektor pertanian, baik dalam segi bisnis maupun pengelolaannya.

"Kan pertanian itu sangat terbuka sebagai lapangan kerja, pertanian adalah suatu bisnis yang terbuka bagi anak-anak kita. Oleh karena itu pertanian tidak dengan cara yang dulu saja, tapi dengan ruang-ruang, dan pendekatan-pendekatan kemajuan teknologi yang ada," ujarnya.

Maka disinilah ruang-ruang bagi generasi milenial bersama-sama dengan TaniHub, untuk mencoba membuka ruang baru di sektor pertanian. 

Selain itu, dirinya sebagai perwakilan dari pemerintah mengaku siap menyediakan ruang-ruang terbuka untuk generasi milenial yang tertarik dengan pertanian.

"Kita siaplah, kalian mau apa dari petaninya sendiri ruangnya harus terbuka untuk mereka, saya siapkan KUR yang cukup yang bisa mereka manfaatkan. Tentu dengan skala bisnis yang biasa mereka lakukan, artinya begini kalau dibagi-bagi bukan model TaniHub, yang ada rencana bisnis yang bagus sehingga berapa modalnya, berapa cost harus dihitung dengan baik," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kementan Ingin Milenial Jadi Penyuluh Pertanian

Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong upaya lahirnya penyuluh pertanian yang handal dari kalangan milenial.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPP SDMP), Dedi Nursyamsi saat melakukan teleconference dengan para petani dan penyuluh Seputih Raman, Lampung Tengah, Kamis (05/03/2020). 

Dedi menyampaikan, penyuluh pertanian dari kalangan milenial dinilai mampu memberikan terobosan baru untuk membangun pertanian di seluruh wilayah Tanah Air.

"Para petani muda atau milenial yang menonjol nanti akan kami siapkan jadi penyuluh swadaya. Mereka lebih muda dan energik, sehingga kerjanya nanti lebih efektif," ujar Dedi.

Dalam kesempatan yang sama, Kadis Pertanian Kabupaten Lampung Tengah, Krisna Rajasa menjelaskan konsep millenial yang dimaksud adalah yang memiliki pemikiran maju.

"Konsep petani millennial ini sebetulnya adalah bagaimana petani kita yang berpikiran maju dan selalu berinovasi dalam rangka melakukan budidaya tanamannya," bebenya.

"Kita dorong bagaimana ke depan mereka menjadi pionir untuk petani lain. sehingga diharapkan nanti pola pikir, pola tindak dan inovasi inovasi itu bisa diikuti oleh petani petani yang lain," imbuhnya.

Nantinya, para penyuluh maupun petani akan terus dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan baru, seperti ilmu vokasi melalui pelatihan dan pembimbingan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya